Penambahan itu menyebabkan kasus Covid-19 di Tanah Air kini mencapai 282.724 orang, terhitung sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2020.
Penambahan 4.002 kasus Covid-19 ini merupakan hasil dari pemeriksaan spesimen sebanyak 37.158 dalam satu hari. Pada periode itu, ada 27.891 orang yang diambil sampelnya untuk pemeriksaan spesimen.
Kemudian, disampaikan ada penambahan 3.567 pasien Covid-19 sembuh. Dengan demikian, total pasien sembuh menjadi 210.437 orang.
Sementara itu, kasus kematian bertambah 128, sehingga pasien Covid-19 meninggal dunia menjadi 10.601 orang.
Selain itu, pemerintah mencatat ada 132.496 orang berstatus suspek Covid-19.
Secara kumulatif, pemerintah telah memeriksa 3.276.402 spesimen dari 1.962.754 orang yang diambil sampelnya
Kasus Covid-19 di Indonesia diketahui telah menyebar di 497 kabupaten/kota di 34 provinsi.
Sementara itu, kasus baru Covid-19 terjadi di 33 provinsi. DKI Jakarta mencatat penambahan terbanyak dengan 1.238 kasus.
Selanjunya, Jawa Barat bertambah 316 kasus, Jawa Tengah Bertambah 275 kasus, dan Jawa Timur bertambah 275 kasus. Berikutnya, Sumatera Barat bertambah 254 kasus.
Pemerintah diminta fokus
Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani menilai sistem kesehatan Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 terbilang buruk.
Hasilnya, kurva penambahan kasus Covid-19 hingga saat ini belum juga menunjukkan tanda-tanda akan segera menurun.
"Kurva Covid-19 kita belum pernah melandai secara signifikan," ujar Netty dalam keterangan tertulis, Selasa (29/9/2020).
Menurut dia, jika pemerintah sejak awal menaruh perhatian serius pada aspek kesehatan dalam menangani pandemi, maka Indonesia tidak perlu mengalami krisis kesehatan seperti saat ini.
Dia pun meminta agar pemerintah fokus pada akar persoalan. Netty menuturkan, pemerintah harus segera menghentikan transmisi penularan Covid-19 yang saat ini masih tinggi.
Protokol kesehatan Covid-19 harus dipastikan terlaksana dengan baik di seluruh tempat di seluruh wilayah.
"Harus ada upaya keras untuk memutus mata rantai penularan di perkantoran, angkutan publik, pasar dan pusat perbelanjaan, asrama sekolah atau kampus, pertemuan-pertemuan dan rumah sakit. Bahkan, perkantoran pemerintah menjadi penyumbang angka kasus paling banyak di DKI," tuturnya.
Selain itu, dia mendorong pemerintah memastikan ketersediaan fasilitas kesehatan seperti ruang isolasi, ICU, dan SDM kesehatan yang memadai.
Berikutnya, meningkatkan kapasitas pelacakan, penelusuran dan tes Covid-19.
Perencanaan vaksin segera disusun
Presiden Joko Widodo meminta jajarannya menyiapkan perencanan vaksinasi dalam dua pekan ke depan.
Ia meminta perencanaan tersebut dibuat secara detail sebelum vaksin Covid-19 selesai diuji klinis.
"Saya minta untuk rencana vaksinasi, rencana suntikan vaksin itu direncanakan secara detaill seawal mungkin. Saya minta dalam dua minggu ini sudah ada perencanaan yang detail," kata Jokowi saat membuka rapat secara virtual di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/9/2020).
Ia mengatakan, perencanaan tersebut harus memuat waktu pelaksanaan vaksinasi, target lokasi vaksinasi, hingga kelompok yang didahulukan untuk divaksin.
Jokowi juga mengingatkan agar seluruh perencanaan tersebut harus dibuat detail sehingga nantinya pemerintah tinggal mengimplementasikan begitu uji klinis vaksin selesai.
"Semuanya harus terencana dengan baik sehingga saat vaksin ada itu tinggal langsung implementasi pelaksanaan di lapangan," kata Jokowi.
Presiden pun disebut akan mengeluarkan peraturan presiden (perpres) sebagai dasar hukum pengadaan dan pemberian vaksin Covid-19 kepada masyarakat.
"Terkait rencana vaksinasi, di mana rencana vaksinasi dipersiapkan. Pemerintah sudah menyiapkan perpres," kata Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto, Senin (28/9/2020).
https://nasional.kompas.com/read/2020/09/30/09435241/update-kasus-covid-19-lewati-280000-dan-jokowi-yang-siapkan-perpres-vaksin