Dengan masifnya 3T, ia berharap positivity rate sebagaimana yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bisa ditekan.
“3T ini diharapkan mampu menurunkan angka positivity rate di daerah-daerah kurang dari 5 persen,” ujar Laura saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/9/2020).
Laura menilai, angka tracing di Indonesia saat ini masih rendah.
Menurut dia, seharusnya dari satu kasus positif mampu menjaring sekitar tiga puluh orang dengan kontak erat untuk dilakukan pemeriksaan.
Pemerintah diminta memperbanyak jumlah pemeriksaan dan memberikan fasilitas pemeriksaan gratis pada daerah yang dianggap rawan menjadi klaster penyebaran Covid-19.
Kemudian, ia menilai, laboratorium mobile dinilai perlu ditingkatkan terutama menjangkau daerah-daerah yang sulit akses laboratorium.
“Ini mempercepat penemuan kasus dan mencegah penyebaran,” kata Laura.
Ia pun mendorong masyarakat untuk sadar dengan kondisi kasus yang ada di Indonesia yang kian hari semakin tinggi dalam beberapa terakhir.
Ia berharap, masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan misalnya memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
“Jangan sampai dengan kondisi Indonesia seperti sekarang ini masyarakat kita masih abai dengan protokol kesehatan,” ujar Laura.
Untuk diketahui, Indonesia kembali mencetak rekor penambahan kasus harian pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Berdasarkan data pemerintah hingga Jumat (25/9/2020), ada penambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 4.823 orang dalam 24 jam terakhir.
Angka penambahan kasus harian tersebut merupakan yang tertinggi sejak kasus perdana Covid-19 diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu.
Dengan demikian, jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia kini mencapai 266.845 orang.
https://nasional.kompas.com/read/2020/09/25/22494781/kasus-covid-19-kian-meningkat-epidemiolog-dorong-tingkatkan-3t