Salin Artikel

Akademisi: Peretas Tempo dan Twitter Pandu Riono Salah Mengartikan Kritik dalam Demokrasi

Ibnu mengingatkan, kritik merupakan salah satu unsur berdemokrasi.

"Kita tahu negara kita menganut demokrasi. Itu telah dijamin di UUD. Kemudian salah satu mekanisme dalam demokrasi adakah kritik," ujar Ibnu dalam diskusi bertajuk "Peretasan di Dunia Maya" yang digelar secara daring, Sabtu (22/8/2020).

"Nampaknya para peretas itu salah mencerna arti kritik. Utamanya yang dilakukan oleh media dan akademisi," kata dia. 

Ia mengatakan, kritik sejatinya merupakan partner konstruktif pemerintah dalam pemerintahan yang demokratis.

Dengan demikian, jika kritik dari berbagai pihak ditujukan kepada pemerintah, sedianya pemerintah atau humas pemerintah yang menjawab.

Namun, Ibnu menyayangkan,saat ini humas pemerintah kurang berperan dalam mengatasi kritik.

Humas pemerintah memang sudah menggunakan media sosial, tetapi dia menilai kurang maksimal.

Di sisi lain, kritik yang disampaikan media biasanya dilakukan dengan mengungkap fakta lewat pemberitaan.

"Atau memperlihatkan duduk perkara dari perspektif media. Kalau peretas menganggap pengungkapan fakta lewat kritik tidak pas, ya tunjukkan saja yang benar bagaimana," kata Ibnu.

"Sebab dalam demokrasi berlaku fakta dijawab fakta. Data dijawab data. Duduk perkara direspons sama dengan duduk perkara," kata dia. 

Ibnu juga mengingatkan bahwa sistem demokrasi menjanjikan kesehatan berpikir, kesehatan berperilaku sosial maupun berpolitik.

"Saya kira ini yang harus diluruskan dari pemikirian peretas ini ya," ucap dia. 

Pada 19 Agustus 2020, akun Twitter pribadi milik Pandu Riono diretas oleh pihak yang tidak dikenal.

Pandu adalah merupakan epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI).

Dia kerap mengkritisi kebijakan dan aturan pemerintah terkait penanganan pandemi Covid-19, seperti mengkritik promosi pariwisata di tengah pandemi, pemberlakuan new normal serta pelonggaran PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), dan rencana pembukaan sekolah yang berlokasi di zona hijau dan kuning di beberapa wilayah di Indonesia.

Berdasarkan keterangan Kawal Covid-19, platform di mana Pandu Riono aktif berperan sebagai salah satu kontributor, beberapa kolega Pandu dan mitra Kawal Covid-19 mendapat bombardir pesan berisi informasi pribadi seputar Pandu di platform Whatsapp mereka.

Sejak Rabu (19/8/2020) pagi pun, Pandu telah menginformasikan Kawal Covid-19 bahwa aplikasi pesan miliknya telah dipenuhi pesan dari pengirim tak dikenal, sebelum muncul unggahan foto pribadi di akun miliknya.

Pekan lalu, Pandu Riono mengkritik penelitian Universitas Airlangga Surabaya (Unair) dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan TNI yang mereka klaim sebagai obat Covid-19 pertama di dunia.

Pandu menyebut obat buatan Unair dan dua lembaga negara tersebut belum diregistrasi uji klinis oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

Sebelumnya dalam sebuah diskusi di bulan Juli, Pandu mendesak Pemerintah Indonesia untuk menghentikan rapid test dalam penanganan wabah Covid-19.

Dia menilai, rapid test hanya diperlukan untuk mengetahui seberapa besar penduduk yang terinfeksi, bukan menjadi bagian dari penanggulangan pandemi.

Secara terpisah, pada tanggal 21 Agustus 2020 dini hari, portal media Tempo.co diduga mengalami peretasan oleh akun Twitter bernama @xdigeeembok.

Namun, saat ini laman berita Tempo.co sudah berhasil dipulihkan kembali.

https://nasional.kompas.com/read/2020/08/22/13554641/akademisi-peretas-tempo-dan-twitter-pandu-riono-salah-mengartikan-kritik

Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke