Survei ini terkait pembelajaran online selama pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia.
"Yang memiliki akses internet sekitar 76 persen (responden)," ujar Manajer Kebijakan Publik Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Tati D Wardi dalam rilis survei SMRC, Selasa (18/8/2020).
Mereka yang memiliki akses internet, menggunakan berbagai macam perangkat, mulai dari ponsel pintar, laptop dan komputer.
Responden yang menggunakan ponsel pintar ada 95,1 persen.
Responden yang menggunakan laptop sebesar 25,5 persen.
Sementara, responden yang mengakses internet dengan menggunakan komputer, yakni 3,8 persen.
Sebanyak 0,1 persen menjawab lainnya dan 2,9 persen tidak menjawab.
Sebagai catatan, responden diperbolehkan menjawab lebih dari satu perangkat yang digunakan untuk mengakses internet.
Survei bagian lainnya menunjukkan, 70 persen responden memiliki anggota keluarga yang masih sekolah atau kuliah.
Di antara mereka, mayoritas merasa cukup berat membiayai belajar online.
"Mayoritas atau 67 persen merasa sangat atau cukup berat membiayai sekolah online ya. Sekitar 47 persen di antara mereka mengeluarkan biaya internet lebih dari Rp 100.000 per bulan untuk belajar online," papar Titi.
Survei ini menunjukkan bahwa masih terdapat pekerjaan rumah bagi pemerintah soal belajar online di tengah pandemi.
Diketahui, survei SMRC bertajuk pendidikan online di masa Covid-19 ini dilakukan sejak 5 hingga 8 Agustus 2020.
Jumlah responden yang disurvei yakni 2.201 orang di mana sekitar lima persen di antaranya berstatus pelajar/ mahasiswa.
Keseluruhan responden berusia 17 tahun ke atas, baik yang sudah menikah maupun yang belum.
Penentuan sampel dilakukan secara acak. Adapun margin of error survei sekitar 2,1 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/18/20021861/smrc-mayoritas-belajar-online-pakai-ponsel-tapi-ada-yang-tak-bisa-akses