Penyebab pertama, menurut dia, adalah buruknya politik manajemen wabah oleh pemerintah.
"Sejak akhir Februari sampai sekarang, kita melihat penanganan, politik manajemen penanganan wabah itu kedodoran," kata Tulus dalan konferensi persnya, Senin (10/8/2020).
Pemerintah bahkan sering kali mencontohkan klaim terkait obat atau penangkal virus corona.
Hal itu juga akan mempengaruhi pemahaman terhadap masyarakat.
"Ini artinya apa? selevel pejabat publik juga memberikan contoh-contoh kurang baik dan produktif membodohkan dan kurang mencerdaskan, sehingga kalau saat ini ada klaim-klaim yang bermunculan, sebenarnya efek dari itu semua," ujar dia.
Penyebab kedua adalah aspek tekanan psikologi konsumen.
Tulus mengatakan, banyak masyarakat takut dengan pandemi Covid-19 yang belum memiliki obat penawar atau vaksin.
Ditambah lagi, dengan adanya tekanan ekonomi yang terdampak oleh pandemi Covid-19.
"Konsumen mendapatkan tekanan yang mendalam soal ekonomi. Gaji dipotong, PHK, ini membuat konsumen menjari jalan keluar," ungkap dia.
Penyebab ketiga adalah kurangnya literasi konsumen terhadap produk obat-obatan terutama herbal.
Ia mengatakan, masih banyak masyarakat yang tidak mengerti bahwa perlu ada izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada setiap obat.
"Bukan hal yang baru. Kebetulan Covid-19 menjadi perhatian bersama, klaim-klaim yang serupa muncul marak," lanjut dia.
Adapun, penyebab terakhir adalah belum optimalnya penegakan hukum di Indonesia terkait pengawasan obat di masa pandemi Covid-19.
Menurut dia, perlu ada sinergi yang kuat antar semua pihak agar penegakan hukum bisa berjalan dengan baik.
"Dalam penegakan hukum bukan semata-mata BPOM, polisi, tapi sinergi BPOM, polisi dan hakim," ucap dia.
Diketahui, sudah banyak klaim terkait obat atau penangkal virus corona di Indonesia.
Namun kasus klaim yang terjadi terakhir yakni berkaitan dengan sosok Hadi Pranoto yang muncul dalam di video YouTube musisi Anji dan mengaku berhasil menemukan antibodi Covid-19 yang terbukti bisa menyembuhkan.
Dalam tayangan video berjudul "Bisa Kembali Normal? Obat Covid-19 Sudah Ditemukan!!" itu, Hadi memperkenalkan dirinya sebagai profesor sekaligus kepala Tim Riset Formula Antibodi Covid-19.
Namun klaim tersebut sudah dibantah oleh beberapa pihak termasuk Kementerian Kesehatan dan BPOM.
Mereka menyatakan bahwa sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan virus corona termasuk vaksin.
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/10/12095361/menurut-ylki-empat-hal-ini-sebabkan-maraknya-klaim-obat-covid-19