Salin Artikel

Genjot Perekonomian, PAN Dorong Pemerintah Gelontorkan Bantuan Tunai

Eddy mengatakan, pemerintah bisa menggenjot perekonomian dengan memberikan stimulus dalam bentuk bantuan dana tunai agar daya beli masyarakat tidak turun.

"Di sini terlihat bahwa stimulus fiskal yang diberikan pemerintah belum tergelontorkan ke masyarakat, alias turun secara tersendat-sendat," kata Eddy dalam keterangan tertulis, Kamis (6/8/2020).

"Padahal yang dibutuhkan saat ini adalah bantuan dana tunai agar daya beli masyarakat tidak terus menurun," lanjut dia.

Eddy mengatakan, pemerintah harus bergerak cepat melalui kementerian dan lembaga untuk menghindari Indonesia dari resesi ekonomi.

Salah satunya, yaitu mengganti bantuan dalam bentuk barang ke dana tunai.

"Bansos dalam bentuk barang hendaknya diganti dengan dana tunai, mengingat masyarakat tidak terkendala keluar rumah lagi saat ini dan kebutuhan warga satu dengan lainnya tentu berbeda, sehingga bansos berupa uang tunai merupakan pilihan terbaik," ujar dia.

Lebih lanjut, Wakil Ketua Komisi VII DPR ini mengatakan bahwa komponen yang mengalami kontraksi paling dalam adalah konsumsi rumah tangga.

Oleh karenanya, ia meminta, penyerapan anggaran sosial dan pemulihan ekonomi harus dipercepat agar Indonesia tak masuk resesi pada kuartal III tahun 2020.

"Data BPS menunjukkan bahwa kontraksi rumah tangga adalah sumber kontraksi tertinggi. Oleh karenanya seorang ibu rumah tangga perlu memegang uang agar ia bisa belanja beras, telur, sayuran dan kebutuhan rumah tangga lainnya supaya konsumsi rumah tangga tetap terjaga," tutur dia.

"Jika belanja pemerintah gagal menggerakkan perekonomian, niscaya gelombang PHK berikutnya akan memangkas daya beli yang masih tersisa saat ini," lanjut dia.

Diberitakan, Badan Pusat Statistik ( BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal II-2020 minus hingga 5,32 persen.

Secara kuartalan, ekonomi terkontraksi 4,19 persen dan secara kumulatif terkontraksi 1,26 persen.

Kontraksi ini lebih dalam dari konsensus pasar maupun ekspektasi pemerintah dan Bank Indonesia di kisaran 4,3 persen hingga 4,8 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekonomi Indonesia berdasarkan PDB triwulan II atas dasar harga berlaku Rp 3.687,7 triliun. Sementara itu, berdasarkan harga dasar konstan dengan tahun dasar 2010 adalah Rp 2.589,6 triliun.

"Dengan berbagai catatan peristiwa pada triwulan II-2020, ekonomi Indonesia kalau PDB atas dasar harga konstan kita bandingkan pada kuartal II-2019, maka ekonomi kontraksi 5,32 persen," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Rabu (5/8/2020).

Menurut pengeluaran secara tahunan (year on year/yoy), semua komponen mengalami kontraksi dengan konsumsi rumah tangga mencatatkan penurunan paling dalam.

Kontraksi konsumsi rumah tangga tercatat hingga -5,51 persen. Hanya ada dua komponen yang masih mencatatkan pertumbuhan positif, yakni perumahan dan perlengkapan rumah tangga 2,36 persen; serta kesehatan dan pendidikan 2,02 persen.

Kontraksi yang terdalam adalah restoran dan hotel sebesar 16,53 persen.

Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada kuartal II-2020 juga mengalami kontraksi terdalam kedua sebesar -8,61 persen, dengan seluruh komponen terkontraksi. Sementara itu, konsumsi pemerintah terkontraksi 6,90 persen.

"Kalau kita lihat kontraksi konsumsi pemerintah terjadi untuk penurunan realisasi belanja barang dan jasa, belanja pegawai turun, dan bansos masih naik 55,87 persen," ujar Suhariyanto.

Selain itu, ekspor barang dan jasa terkontraksi 11,66 persen. Impor barang dan jasa terkontraksi 16,96 persen, dengan rincian impor barang terkontraksi 12,99 persen dan impor jasa terkontraksi 41,36 persen.

"Di triwulan II-2020 secara tahunan, kontraksi tertinggi adalah konsumsi rumah tangga sebesar 2,96 persen diikuti investasi/PMTB dengan pertumbuhan negatif -2,73 persen. Ke depan, karena ekonomi kita dipengaruhi konsumsi dan investasi, kita harus cari cara agar dua komponen ini bergerak lagi di triwulan III-2020," lanjut dia.

https://nasional.kompas.com/read/2020/08/06/15252551/genjot-perekonomian-pan-dorong-pemerintah-gelontorkan-bantuan-tunai

Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke