"Apa yang kita pilih adalah sub unit protein," ujar Wakil Kepala Lembaga Eijkman Herawati Sudoyo dalam diskusi virtual, Minggu (2/8/2020) siang.
Herawati menjelaskan, penerapan platform sub unit protein tersebut menyasar pada bagian tertentu pada virus corona.
Bagian tersebut kemudian diperuntukan sebagai antigen yang diharapkan dapat merangsang di tubuh manusia.
Dari protein tersebut, kemudian akan dirangsangkan kepada tubuh manusia agar bisa digunakan.
Setelah ekspresi tersebut terjadi, pihaknya akan kembali melakukan pengujian di tingkat laboraturium hingga level tiga.
Kemudian, sesudah mendapat bibit vaksin tersebut, langkah selanjutnya memberikan kandidat tersebut kepada perusahaan industri, yakni PT Bio Farma (Persero), agar dapat diproduksi.
Namun, sebelum diberikan kepada perusahaan industri, pihaknya lebih dulu melakukan uji coba kepada hewan.
Kemudian disusul uji klinis fase pertama, kedua, dan ketiga terhadap manusia.
"Uji klinis fase satu orangnya sedikit, fase dua lebih banyak lagi, (kemudian) fase ketiga," terang Herawati.
Walaupun begitu, upaya untuk mengantongi kandidat vaksin tersebut saat ini baru sampai pada tingkat laboraturium.
"Semuanya itu dilakukan dulu di tingkat laboraturium, jadi itu yang dilakukan lembaga Eijkman," kata Herawati.
Diketahui, untuk menangani Covid-19 secara mandiri, Indonesia mengembangkan calon vaksin bernama Merah Putih.
Kerja sama penelitian vaksin tersebut dilakukan antara Lembaga Eijkman, LIPI, Bio Farma, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Tim Percepatan Vaksin Nasional yang terdiri dari Kemenristek, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian BUMN.
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/02/14344181/eijkman-kembangkan-platform-sub-unit-protein-untuk-vaksin-covid-19-tanah-air