Salin Artikel

Baru Melahirkan, Pendamping PKH Tetap Ikuti Diklat P2K2/FDS PKH 2020

KOMPAS.com – Ada peristiwa menarik dalam Pendidikan dan Latihan (Diklat) Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) / Family Development Session (FDS) Program Keluarga Harapan (PKH) yang digelar Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Makassar.

Ibu Syamsiah (33), salah seorang pendamping PKH, melahirkan anak ketiganya dalam diklat daring yang digelar pelaksana teknis Badan Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial (BP3S) tersebut, Jumat (26/6/2020).

Meski melahirkan, semangat Syamsiah mengikuti pembelajaran online tidak surut. Ia rela menyempatkan waktu mengikuti diklat walau kondisinya kurang memungkinkan.

Pasalnya, dia masih berada di rumah sakit bersalin sambil menjaga dan mengurus bayinya yang baru saja lahir.

Kepada tim BBPPKS Makassar, dia menyampaikan, kesetiaan dan kerelaannya membagi waktu antara mengurus bayi dan mengikuti diklat karena ilmu yang didapat pada saat diklat sangat bermanfaat.

“Lumayan, ilmunya besar sekali. Jadi seakan-akan ada pengalaman untuk turun ke lapangan sosialisasi P2K2,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (26/6/2020).

Dia juga menyebut, Diklat ini untuk menunjang tugasnya dalam melakukan sosialisasi pertemuan peningkatan kemampuan keluarga kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dampingannya.

Adapun, Syamsiah merupakan lulusan sarjana muda bidang kebidanan yang aslinya adalah Suku Makassar dari Kabupaten Gowa. Ia kemudian hijrah ke Kabupaten Mamuju pada September 2019.

Pada saat itu, ia mengikuti suaminya yang bertugas sebagai TNI di Komando Distrik Militer Mamuju.

Syamsiah mengikuti perekrutan pendamping PKH pada akhir tahun 2019 dengan motivasi tugas Pelaksana PKH sama dengan gaya hidup ibu syamsiah.

Gaya hidup tersebut, yakni senang bersosialisasi dengan masyarakat. Akhirnya, ia pun memutuskan menjadi seorang pendamping PKH.

https://nasional.kompas.com/read/2020/06/26/20521581/baru-melahirkan-pendamping-pkh-tetap-ikuti-diklat-p2k2-fds-pkh-2020

Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke