Salin Artikel

Strategi Kemenkes Capai Target Uji 20.000 Sampel Covid-19 Per Hari

Menurut dia, pemerintah terus memperluas jaringan laboratorium pemeriksa sampel Covid-19 yang kini jumlahnya mencapai 139 laboratorium.

"Perluasan jaringan ini, sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang meningkatkan target pemeriksaan sampel dari 10.000 menjadi 20.000 tes per hari," ujar Abdul sebagaimana dikutip dari siaran pers Kemenkes, Rabu (17/6/2020).

“Presiden mengucapkan terima kasih karena sudah mencapai 10.000 per hari. Untuk itu dia harapkan untuk meningkatkan target itu sampai 20.000 per hari,” kata dia.

Menindaklanjuti target tersebut, Balitbangkes telah menyusun empat strategi.

Pertama, penguatan kapasitas laboratorium dengan mengaktifkan 139 laboratorium pemeriksa realtime (RT) PCR di seluruh Indonesia.

Kedua, menambah jam kerja. Sebelumnya jam kerja hanya 6 jam per hari, kini menjadi 12 jam per hari.

Ketiga, meningkatkan jumlah SDM laboratorium. Hal ini untuk meminimalisasi para tenaga laboratorium kelelahan dan rentan terhadap infeksi Covid-19.

Keempat, para tenaga laboratorium diberikan capacity building, di antaranya pelatihan relawan untuk entry data online, pelatihan relawan pendamping, pelatihan relawan untuk pemeriksaan RT-PCR, dan pemantauan mutu eksternal RT-PCR.

“Sebenarnya kapasitas kita dengan 139 laboratorium yang aktif sekarang, ditambah laboratorium TCM, itu sebenarnya kita sudah bisa mencapai target (periksa 20.000 spesimen)," kata dia. 

Pada 17 Juni 2020, pemerintah telah memeriksa 19.757 spesimen selama 24 jam.

Data ini dihitung sejak pukul 12.00 WIB pada 16 Juni 2020 hingga pukul 12.00 WIB pada 17 Juni 2020.

Dari 19.757 spesimen yang diperiksa ini didapatkan penambahan 1.031 kasus baru Covid-19.

Dengan demikian, total pemerintah telah melakukan pemeriksaan terhadap 559.872 spesimen, baik itu melalui realtime PCR maupun tes cepat molekuler (TCM).

https://nasional.kompas.com/read/2020/06/18/05522361/strategi-kemenkes-capai-target-uji-20000-sampel-covid-19-per-hari

Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke