"Fenomenanya masih sama, itu kasus hari ini adalah kasus yang akibat seminggu yang lalu dan juga itu karena testing-nya," kata Pandu pada Kompas.com, Senin (8/6/2020).
"Kalau testing-nya masih terlambat itu bisa lebih dari seminggu yang lalu. Jadi itu perilaku naik turun ini akibat perilaku penduduk, penularan yang terjadi pada saat Lebaran. Jadi bukan yang berlaku hari ini," kata dia.
Menurut Pandu, pada saat Lebaran, masyarakat juga masih banyak yang berpergian.
Padahal, virus corona bergerak mengikuti aktivitas manusia yang tertular naik dengan gejala ataupun tanpa gejala.
Kendati demikian, Pandu mengatakan, sebenarnya ada dua faktor peningkatan kasus di Indonesia.
Faktor pertama, testing Covid-19 sedang masif. Faktor kedua, memang kasus di Indonesia sedang mengalami kenaikan.
"Saya percaya bahwa dengan testing yang banyak itu janganlah dianggap buruk, bahkan itu lebih baik dibandingkan kita mengatakan suatu wilayah tidak ada kasus dibilang zona hijau, padahap enggak ada testing," ujar Pandu.
Indonesia kembali mencatatkan penambahan kasus harian tertinggi Covid-19 dalam sehari, berdasarkan data yang diumumkan pada Sabtu (6/6/2020).
Dalam 24 jam terakhir, tercatat ada penambahan 993 pasien positif Covid-19. Angka ini merupakan jumlah kasus baru tertinggi sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.
Dengan penambahan tersebut, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengungkapkan, total ada 30.514 kasus Covid-19 di Tanah Air.
"Kita dapatkan konfirmasi kasus baru positif sebanyak 993 orang sehingga menjadi 30.154 orang," kata Yuri dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Jakarta, Sabtu sore.
Penambahan 993 kasus baru ini merupakan hasil pemeriksaan dari 13.095 spesimen.
Tambahan kasus tertinggi sebelumnya yakni 973 kasus, pada tanggal 21 Mei 2020 lalu. Saat itu, kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 20.162.
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/08/20072311/ahli-naik-dan-turunnya-kasus-covid-19-di-indonesia-karena-penularan-saat