Hal itu melihat tingginya angka kematian PDP dalam beberapa waktu terakhir.
"Ini yang lagi kami ajukan. Pedoman di profesi sudah selesai dan nanti akan kami usulkan ke pemerintah untuk mengatasi besarnya PDP yang meninggal," kata Daeng dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (22/4/2020).
Sejak awal, ia menjelaskan, tidak pernah ada perbedaan data kematian antara yang dipaparkan IDI dengan pemerintah. Sebab, satu-satunya sumber informasi data itu berasal dari pemerintah.
Hanya, Daeng memaparkan, dirinya pernah diundang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk datang ke Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) pada Kamis (16/4/2020) lalu.
Saat itu, ia melihat adanya data kematian telah mencapai angka sekitar 1.300 orang.
"Saya tanya, angka meninggal ini dari mana? Jadi laporan RS disampaikan bahwa itu angka gabungan, antara yang meninggal yang sudah positif yang sudah diumumkan tiap hari oleh pemerintah, dengan angka kematian PDP," ujar dia.
Waktu itu, angka kasus kematian yang terkonfirmasi positif Covid-19 setelah dilakukan pengujian dengan metode polymerase chain reaction (PCR) telah mencapai 400 orang.
Jumlah yang sama dipaparkan oleh Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto.
Sedangkan, 900 orang lainnya meninggal dunia dalam kondisi belum diketahui hasil tes PCR-nya.
"Berarti angka kematian PDP ini besar sekali. Karena PDP yang dirawat sampai meninggal pun hasil PCR-nya belum keluar. Maka waktu itu, kita rekomendasikan untuk pemeriksaan PCR ini dipercepat untuk mengatasi masalah ini," ujar dia.
Berdasarkan perhitungannya, kemampuan pemerintah untuk melakukan tes PCR per hari masih di bawah 1.000.
Sementara, Presiden Joko Widodo menargetkan dapat melakukan tes PCR hingga 10.000 tes per hari.
Hal itu dketahui berdasarkan data papara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Hingga 22 April, dari 38 laboratorium yang melaksanakan uji PCR, jumlah spesimen yang diperiksa 55.732 spesimen.
Sementara, jumlah kasus yang diperiksa spesimennya sebanyak 47.361 orang.
Adapun penetapan Covid-19 sebagai pandemi di Indonesia sejak kasus pertama muncul telah berjalan kurang lebih 50 hari.
"Kalau sekarang dengan angka 46.000 selama 50 hari saya hitung, itu berarti kecepatan testing kita sehari di bawah 1.000. Padahal, target pemerintah 10.000 per hari," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/23/10192651/idi-usulkan-protokol-penanganan-pdp-mengikuti-pasien-positif-covid-19