Para lansia mendapat prioritas karena merupakan kelompok rentan terpapar virus corona.
Untuk mengikuti kegiatan tersebut, para lansia harus mendaftarkan diri terlebih dahulu melalui e-mail atau Whatsapp KBRI Washington DC.
Dalam pelaksanaannya, para WNI itu harus mengecek suhu tubuh mereka selama dua kali dalam sehari, pada pukul 09.00 dan 19.00 waktu setempat.
Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19 KBRI Washington DC Theodorus S. Nugroho memastikan kerahasiaan data para WNI yang diterima.
“Data-data yang masuk baik lewat formulir daring, email, pesan singkat, dan WhatsApp tersebut akan kami buat database sebarannya, dijaga kerahasiaannya,” ungkap Theodorus melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (6/4/2020) malam.
Nantinya, kegiatan tersebut akan diawasi oleh tenaga medis diaspora Indonesia yang tergabung dalam program Pos Kesehatan KBRI Washington DC.
Saat ini, alat pengukur suhu tubuh menjadi salah satu barang yang langka di AS imbas Covid-19.
Maka dari itu, KBRI berencana memberikan alat tersebut kepada lansia yang belum memiliki.
“Bagi para lansia yang belum mempunyai termometer, untuk tahap pertama ini, KBRI akan membantu penyediaan sekitar 50 buah dikarenakan keterbatasan ketersediaan barang saat ini,” ujarnya.
Tak hanya sekadar langkah antisipasi Covid-19, kegiatan tersebut diklaim sebagai wujud hadirnya negara bagi WNI serta upaya untuk meningkatkan solidaritas.
Adapun melansir data real time yang dikumpulkan oleh John Hopkins University, AS mencatatkan kasus sebanyak 337.072 pasien positif Covid-19 per Senin (6/4/2020) pagi.
Dari jumlah tersebut, ada 9.619 kasus kematian yang terjadi dengan 17.448 pasien telah dinyatakan sembuh.
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/07/05511221/kbri-washington-pantau-kesehatan-wni-kelompok-rentan-covid-19-secara-online