Menurut dia, selama masih ada orang yang enggan mengikuti anjuran physical distancing, maka potensi penularan akan tetap ada.
"Selama orang enggak mau physical distancing ya tetep aja. Artinya bagi kita perkiran angka itu adalah sebagai perumus kebijakan untuk physical distancing bukan untuk hitung-itungan," kata Yuri pada Kompas.com, Selasa (31/3/2020).
Hal itu dikatakan Yuri menanggapi hitungan Dinas Pertanaman dan Hutan DKI Jakarta yang menyebutkan, pasien positif Covid-19 diprediksi bisa mencapai angka 9.340.
Itu berdasarkan case fatality rate tiga persen dari penghitungan jumlah warga yang meninggal dan dikuburkan dengan tata cara penanganan jenazah terjangkit Covid-19 sebesar 283 orang.
Yuri menjelaskan, selama masih ada penularan berarti ada sumber penularan, orang yang dekat dengan sumber juga berpotensi terjangkit Covid-19.
Oleh karena itu, ia tidak menutup kemungkinan penghitungan DKI Jakarta akan terealisasi nantinya.
"Kalau enggak ada sumber kan enggak mungkin ada penularan kalau itu ada sumber berarti ada yang kontak dekat dengan sumber kan supaya ketularan," ungkapnya.
Sebelumnya, Pemerintah Daerah DKI Jakarta merilis jumlah pemulasaran dan pemakaman jenazah akibat penyakit menular dengan tata pengurusan jenazah yang meninggal dengan menggunakan protokol penanganan Covid-19.
Berdasarkan data Dinas Pertanaman dan Hutan Kota Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ada 283 orang yang dimakamkan dengan menggunakan protokol Covid-19.
Angka yang disampaikan itu memang terlibat lebih besar dibandingkan data pasien positif Covid-19 meninggal dunia milik pemerintah, yakni 122 orang.
Berdasarkan data pemerintah hingga Senin (30/3/2020) pukul 12.00 WIB, tercatat total ada 74 pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Pemprov DKI Jakarta mengungkapkan alasan mengapa angka jenazah yang dikuburkan dengan tata cara penanganan jenazah terjangkit Covid-19 berbeda dengan data pasien meninggal dunia milik pemerintah pusat.
Alasan tersebut masih tertuang dalam data Dinas Pertanaman dan Hutan DKI Jakarta tentang jumlah pemulasaran dan pemakaman jenazah akibat penyakit menular dengan tata pengurusan jenazah yang meninggal akibat Covid-19.
Dari data tersebut tertulis jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 DKI lebih besar disebabkan dua hal.
Pertama, karena orang yang meninggal tersebut belum sempat dilakukan tes Covid-19. Kedua, orang itu sudah dites tetapi meninggal sebelum hasilnya definitifnya keluar.
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/31/17413631/covid-19-di-dki-diprediksi-tembus-9000-kasus-jubir-pemerintah-ingatkan-soal