Salin Artikel

18 Hari Pandemi Corona di Indonesia: Angka Positif Terus Naik dan Kematian Tertinggi di Asia Tenggara

Dalam data tersebut dipaparkan pula grafik perkembangan penularan Covid-19.

Berdasarkan data yang diterima Kompas.com, grafik tercatat sejak 2 Maret 2020 atau saat Presiden Joko Widodo pertama kali mengungkapkan adanya dua pasien yang terkonfirmasi positif terjangkit Covid-19.

Sejak saat itu, pemerintah setiap hari merilis perkembangan data kasus penularan Covid-19.

Hingga saat ini, sudah 18 hari atau lebih dari dua pekan pemerintah menyampaikan perkembangan data penularan Covid-19.

Berdasarkan grafik yang ada, perkembangan kasus penularan terpantau terus naik dari hari ke hari.

*****
Kompas.com menggalang dana untuk solidaritas terhadap kondisi minimnya alat pelindung diri dan keperluan lainnya di rumah sakit-rumah sakit di Indonesia, terutama di DKI Jakarta, terkait penanganan Covid-19. Mari tunjukkan solidaritas kita dan bantu rumah sakit-rumah sakit untuk memiliki perlengkapan memadai. Klik untuk donasi melalui Kitabisa di https://kitabisa.com/campaign/melawancoronavirus.

*****

Pada 2 Maret-8 Maret, jumlah kasus penularan Covid-19 masih berada di bawah 50 kasus.

Kemudian, pada 9 Maret-13 Maret, jumlah kasus penularan Covid-19 mulai naik hingga maksimal 50 kasus.

Terakhir, pada 14 Maret-19 Maret, jumlah kasus penularan Covid-19 mengalami kenaikan drastis dari hari ke hari, yakni 100 kasus hingga lebih dari 300 kasus.

Hingga saat ini, jumlah total pasien positif Covid-19 tercatat sebanyak 308 orang. Kemudian, dari jumlah tersebut ada 25 pasien meninggal dunia.

Selain itu, ada 15 pasien yang sembuh. Adapun seluruh data tercatat dari sebaran di 16 provinsi.

Angka kematian

Kemudian, data juga mencatat Case Fatality Rate (CFR) atau angka kematian akibat penyakit sebesar 8,09 persen.

Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, angka kematian ini merupakan yang tertinggi kedua setelah angka kematian di Italia sebesar 8,34 persen.

Sebagai perbandingan, jumlah kasus positif Covid-19 di Italia sebanyak 35.713 dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 2.978 orang.

Sementara itu, China yang dianggap sebagai negara asal penularan Covid-19, angka kematian di sana hanya sebesar 4 persen.

Adapun kasus positif Covid-19 di China sebanyak 81.139 dengan kasus pasien meninggal dunia sebanyak 3.249 kasus.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, persentase angka kematian tersebut sekitar 8 persen dari total kasus pasien Covid-19 yang dirawat.

"Kurang lebih adalah sekitar 8 persen dari total kasus yang kita rawat. Angka ini memang masih tinggi, tetapi ini adalah angka yang dinamis yang setiap saat jumlah kasus baru akan bisa meningkat dengan cepat," kata Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020).

Menurut Yuri, kebanyakan pasien yang meninggal berkisar umur 45 hingga 65 tahun dan hanya ada satu kasus yang meninggal berusia 37 tahun.

Pasien yang meninggal juga rata-rata sudah memiliki penyakit awal, seperti diabetes dan hipertensi.

"Sebagian besar adalah diabet, hipertensi, dan kemudian penyakit jantung kronis. Beberapa di antaranya adalah penyakit paru menahun," ungkap Yuri.

Yuri mengatakan, angka kematian ini bersifat dinamis. Ia berharap tidak ada lagi pasien yang meninggal karena Covid-19.

Sebelumnya, Yuri mengungkapkan, jumlah pasien penderita virus corona atau Covid-19 yang sembuh terus bertambah. Sampai dengan Kamis (19/3/2020), sudah ada 15 orang yang telah dinyatakan sembuh.

"Total keseluruhan kasus yang sudah sembuh adalah 15 orang," kata Yuri.

Melihat presentase kematian seperti itu, Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dr Panji Hadisoemarto MPH, merasa tidak terkejut.

Menurut dia, permasalahan utamanya adalah besar kemungkinan Indonesia mengalami under-diagnosis.

Bila lebih banyak kasus bergejala ringan ditemukan, tentu persentase kematian akan menurun.

"Jadi, ada kasus infeksi Covid-19 yang tidak terdeteksi atau terdiagnosis. Mungkin karena sakitnya ringan, mungkin karena RS atau dokternya belum aware kalau itu kemungkinan Covid-19, dan sebab lain. Sebagian di antara yang tidak terdiagnosis ini juga mungkin meninggal," kata Panji saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/3/2020).

Oleh sebab itu, menjadi besar kemungkinan angka di penyebut atau jumlah kasus terlalu kecil, sehingga persentase kematian dengan jumlah kasus menjadi tinggi angkanya.

"Jadi proporsi yang meninggal saya rasa enggak setinggi itu. Dengan kata lain, angka kematian tinggi mungkin bukan karena virusnya lebih ganas, tapi kitanya yang kurang 'ganas' mencari orang-orang yang sakit Covid-19," ujarnya.

Panji pun menambahkan bahwa pada saat ini kita tidak mengetahui secara pasti dan terperinci tentang hal-hal atau indikator yang berkaitan, dan tidak ada angka yang benar bisa diandalkan.

 

https://nasional.kompas.com/read/2020/03/20/07031761/18-hari-pandemi-corona-di-indonesia-angka-positif-terus-naik-dan-kematian

Terkini Lainnya

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke