Muhadjir mengakui pasien itu awalnya dirawat karena diduga terserang virus Corona. Namun hasil pengecekan laboratorium menunjukkan yang bersangkutan negatif virus asal China itu.
"Itu memang negatif," kata Muhadjir di Istana Kepresidenan, Jakarta, (26/2/2020).
"Saya sudah kroscek di RS Kariadi, kepala dinas kesehatan dan direktur sudah menyampaikan data. Terus saya kroscek ke pusat litbang untuk penyakit infeksi dan sudah diberi list datanya tentang dia, dan negatif," sambung dia.
Oleh karena itu, Muhadjir Effendy meminta masyarakat tidak berspekulasi lebih jauh.
Mengenai pihak rumah sakit yang tidak mau membuka penyakit yang diderita pasien, menurut Muhadjir, hal itu adalah hal yang wajar.
Sebab, penyakit yang diderita seseorang merupakan privasi pasien.
"Ya memang itu kan rahasia. Itu kan ada kode etiknya. Kalau dia kena Covid-19, baru kita omongkan. Kalau tidak, kan kita enggak bisa sebutkan dong," ujar dia.
Terkait jenazah yang dikubur dengan menggunakan plastik, menurut Muhadjir, hal tersebut juga sudah sesuai standar.
Menurut dia, semua orang yang meninggal karena pneumonia memang harus dibungkus plastik agar tidak menular kepada keluarga.
"itu memang prosedur standar terhadap mereka yang meninggal karena pneumonia. Tapi itu dipastikan bukan corona virus. Itu sejak dulu sudah ada prosedurnya," kata Muhadjir.
Muhadjir menegaskan pemerintah tak akan pernah menutup-nutupi jika memang ada masyarakat yang tertular virus Corona.
"Kita terbuka," tegas Muhadjir.
Diberitakan sebelumnya, seorang pasien yang diduga terjangkit virus corona (Covid-19) meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kariadi Semarang, Jawa Tengah.
Suspect corona itu meninggal setelah sempat menjalani isolasi karena menunjukkan gejala demam, batuk, pilek dan sesak nafas sepulang dari Spanyol.
Pasien diketahui tiba di Indonesia pada 12 Februari 2020 dan mulai menjalani perawatan pada 17 Februari 2020. Proses isolasi pasien ini mulai berlangsung pada 19 Februari 2020.
Dalam perjalanan pulangnya ke Indonesia, pasien berjenis kelamin laki-laki yang tidak diungkapkan identitasnya ini sempat transit di Dubai, Uni Emirat Arab.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Kariadi Semarang Agoes Oerip Poerwoko mengungkapkan, pasien itu meninggal pada Minggu (23/2/2020).
Namun, Agoes menegaskan, pasien itu bukan meninggal karena infeksi virus corona.
"Pasien meninggal bukan karena virus corona, tapi karena gangguan nafas berat. Sehari setelah dimakamkan hasil laboratorium baru keluar dari Litbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan) dinyatakan bukan virus corona," kata Agoes saat dikonfirmasi, Selasa (25/2/2020).
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/26/16541831/menko-pmk-pasien-yang-meninggal-di-semarang-negatif-corona