Salin Artikel

Dari Kembang hingga Mobil Gegana, Jelang Gelar Doktor HC Puan Maharani

Sejak Jumat pagi, persiapan sudah berlangsung. Ribuan kembang ucapan selamat, berderet.

Kembang-kembang dari menteri Kabinet Indonesia Maju, kepala daerah, politisi, petinggi perusahaan dan kader PDI Perjuangan, berjajar dari jalan masuk selatan area kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah.

Sepanjang ruas dari Fakultas Peternakan hingga menjelang Gedung Widya Puraya, penuh kembang ucapan selamat di sisi kanan dan kiri.

Pusatnya tentu saja di Gedung Prof Soedarto SH yang menjadi lokasi pengukuhan gelar bagi Puan.

Di area gedung ini, pengamanan ekstra juga tampak nyata. Mobil Gegana, Baracuda dan pasukan bermotor Brimob, menjadi bagian dari pengamanan yang kasat mata.

Serba pertama

Puan akan menerima gelar doktor honoris causa dari Undip dalam bidang kebudayaan dan kebijakan pembangunan manusia.

“Tawaran sudah datang sejak saya masih di Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), pengukuhannya baru sekarang,” ujar Puan, dalam resepsi menjelang pengukuhan gelar ini, Kamis (13/2/2020) malam, di Semarang, Jawa Tengah

Menurut dia, Undip adalah pemberi tawaran pertama untuk gelar kehormatan ini.

“Banyak yang menawarkan, tetapi Undip yang pertama,” tegas dia.

Bagi Puan, gelar ini adalah sejarah. Ini, ujar dia, adalah gelar pertama doktor kehormatan yang dia terima.

Momen pemberian gelar juga serba pertama. Saat ini, Puan adalah perempuan pertama yang pernah menjadi Ketua DPR dalam sejarah Indonesia.

Dia juga kader pertama PDI Perjuangan yang menjadi Ketua DPR, sekalipun partai tersebut tiga kali menjadi pemenang pemilu.

Tentu saja, Puan juga adalah cucu dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Rektor Undip, Yos Johan Utama, menyatakan Puan adalah penerima gelar doktor kehormatan yang ke-13 dalam sejarah Undip.

Itu pun, tegas dia, Puan adalah yang pertama diusulkan sekaligus oleh dua fakultas.

“Biasanya hanya usulan dari satu fakultas,” ujar Yos, Kamis malam di lokasi yang sama.

Dua fakultas di Undip yang mengusulkan gelar doktor kehormatan bagi Puan adalah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Yos mengatakan, proses pemberian gelar di Undip dilakukan sangat cermat di setiap jenjang. Setelah usulan dari fakultas, pengujian kelayakan gelar pun melibatkan para akademisi Undip hingga jenjang Guru Besar.

“Prosesnya panjang. Mohon maaf karenanya jadi lama. (Keputusan) tanpa ada satu pun keberatan. Aklamasi disetujui,” tegas Yos.

Puan dan perempuan

Dalam kesempatan itu, Puan menegaskan segala capaiannya hingga hari ini harus dimaknai pula sebagai upaya membuka pintu lebih lebar bagi perempuan untuk berkarya bagi Indonesia.

“Saya tidak hanya perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR, tetapi juga yang termuda,” sebut dia memberi contoh.

Puan menyatakan, keberadaannya pun mewakili keseluruhan perempuan Indonesia.

Siapa pun, lanjut Puan, bisa berkarya dan menjadi apa saja asal mau berjuang, bekerja keras, dan berusaha.

Puan tak menampik, capaiannya saat ini tak lepas pula dari “karpet merah” dari trah keluarga.

“Iya, betul, ada ‘karpet merah’. Tapi (capaian saya sekarang) bukan berarti itu dilakukan tiba-tiba. (Tetap melewati dan) perlu perjuangan dan semangat, keyakinan, dan kemauan,” ungkap Puan.

Dia pun lalu bertutur bahwa capek dan lelah kadang ingin dia keluhkan. Namun, teguran sang ibunda, Megawati Soekarnoputri, langsung meredamnya.

“Puan, kamu itu sudah lebih enak dari Mama. Dulu mama naik oplet, bus. Kamu naik mobil,” ujar menyebut salah satu komentar Megawati tiap kali gelagat lelah ditampakkan Puan.

Capek, tegas Puan, adalah niscaya. Namun, capaian yang bermakna semestinya tak didapat secara instan.

Perempuan, tegas Puan, bisa membuat karya dan capaian apa saja kalau mau.

“... Kalau berjuang. Tidak perlu merasa tidak bisa, karena memang bisa. Ada kesempatan lebar asal mau gunakan sebaik-baiknya,” ujar dia.

Gelar doktor honoris causa yang didapat dari Undip, imbuh Puan, adalah yang pertama dan masih jauh dari yang sudah didapat Megawati.

Buat catatan, Megawati saat ini telah mendapat sembilan gelar doktor kehormatan dari dalam dan luar negeri.

“Enggak buat menyaingi ibu saya. Enggak mungkin lah. Tapi semoga bisa mendekati apa yang didapati ibu Mega,” tutur Puan.

Meski demikian, Puan menyebut bahwa gelar kehormatan akademis ini bukanlah tujuan akhir. Justru, kata dia, ini adalah tantangan komitmen untuk konsisten membangun berdasarkan jati diri bangsa, yaitu Pancasila.

Video prosesi dan pidato pengukuhan dapat disimak dalam sejumlah link berikut ini:

Akun Facebook DPR di link https://www.facebook.com/DPRRI/videos/522709681690710/
Akun YouTube DPR di link: https://youtu.be/nj_RD6ihRE4
Akun Twitter DPR di link: https://twitter.com/dpr_ri/status/1228205385787428865?s=21
Akun Periscope DPR di link: https://www.pscp.tv/w/cRY2lDFkclFlWnlPcnhZS2J8MXZBeFJCUGRMT3l4bFzVZFfU0hXf2s5W7xMbm5bpk3Ikh-QBXO1jxl96LShl?t=1s
Layanan streaming TVR parlemen di link: http://www.dpr.go.id/serba-serbi/tv-parlemen

https://nasional.kompas.com/read/2020/02/14/12375431/dari-kembang-hingga-mobil-gegana-jelang-gelar-doktor-hc-puan-maharani

Terkini Lainnya

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke