Ini dinilainya menjadi solusi untuk menekan pernikahan dini yang masih terjadi di Indonesia.
"Saya kemarin datangi Mendikbud, minta supaya kesehatan dan reproduksi masuk (kurikulum) di sekolah. Itu penting kalau menurut saya, karena mereka (anak-anak) tidak mengerti tentang dirinya," ujar Hasto usai bertemu Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat (29/1/2020).
Menurut mantan Bupati Kulon Progo itu, anak-anak perempuan usia 16 tahun tak mengerti tentang dirinya sendiri, termasuk tidak mengerti bahwa berhubungan seks dalam usia tersebut dapat meningkatkan potensi kanker mulut rahim sehingga sangat berisiko.
Kemudian, bagi anak laki-laki yang mengalami sakit gondong, sperma mereka sebenarnya akan hancur akibat penyakit tersebut.
"Hal kayak begini penting diekspose ke mereka. Kita tidak mengajari seks, tetapi reproduksi. Kalau mereka tidak diberi tahu bagaimana?" kata dia.
Hasto menyadari, persoalan edukasi reproduksi ini memang masih dinilai tabu karena berkaitan dengan seks, termasuk penilaian dari sisi agama yang juga sering beragam komentarnya.
Namun, jika anak-anak tidak mengetahui edukasi seks, kata dia, ini akan menjadi berbahaya.
"Saya sih optimistis kalau Mendikbud memberikan sinyal untuk masuk ke sekolah. Saya optimistis bisa membuat (edukasi) kesehatan dan reporduksi yang bsa diterima oleh ulama," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/01/29/15041181/bkkbn-usul-ke-nadiem-masukkan-soal-kesehatan-reproduksi-ke-kurikulum