Salin Artikel

Ketua DPP Mengaku Tak Tahu soal Iklan Foto Lutfi Alfiandi Pegang Bendera Nasdem

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Nasdem Taufik Basari mengatakan pihaknya tidak mengetahui soal iklan partainya yang memakai foto bergambar Lutfi Alfiandi, pemuda pemegang bendera Merah Putih dalam aksi pada September 2019.

Dalam foto yang telah direkayasa dari versi aslinya itu, terlihat Lutfi sedang memegang bendera Partai Nasdem.

Taufik menuturkan, pihaknya baru mengetahui mengenai persoalan tersebut ketika mulai ramai di media sosial.

"Itu bukan iklan yang dibuat Nasdem, jadi kami baru tahu ketika ada yang beri tahu," kata Taufik di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (27/1/2020).

Menurut dia, iklan yang dimuat di sebuah surat kabar di Makassar, Sulawesi Selatan itu dibuat oleh pihak lain dan tidak berkoordinasi dengan Nasdem. Taufik mengatakan iklan itu merupakan ucapan selamat atas terselenggaranya acara Nasdem di Sulsel.

"Iklan itu dibuat seseorang dalam rangka dia mau ucapkan selamat terhadap acara yang dibuat oleh Nasdem dan ketika buat iklan itu orang itu tidak pernah berkoodinasi dengan partai secara institusional maupun dengan pengurus Nasdem," jelasnya.

Taufik menegaskan, Nasdem sama sekali tak berurusan dengan iklan tersebut. Ia berharap pembuat iklan yang bertanggung jawab.

"Jika jadi permasalahan kami harap yang jadi tujuan kritiknya adalah si pembuat iklan. Karena kami tidak ada hubungan dengan iklan yang dibuat di media Sulsel," kata Taufik.

Foto modifikasi Lutfi Alfiandi sang pemegang bendera Merah Putih dalam aksi demonstrasi pada September 2019 beredar di media sosial, Senin (27/1/2020).

Dalam gambar modifikasi itu, Lutfi Alfiandi terlihat memegang bendera Partai Nasdem dan bukan bendera Merah Putih, namun tetap dengan latar belakang kepulan asap dari gas air mata.

Menurut informasi yang disampaikan di media sosial, foto hasil modifikasi itu dipasang sebagai iklan pada sebuah surat kabar di Makassar, Sulawesi Selatan.

Adapun, foto ikonik Lutfi Alfiandi yang memegang bendera Merah Putih itu merupakan karya fotografer Kompas.com, Garry Lotulung.

Dengan tulisan ini, Kompas.com menginformasikan bahwa foto yang digunakan itu tanpa seizin Kompas.com atau Garry Lotulung sebagai fotografer.

"Saya sudah dengar soal penggunaan foto yang diedit itu, dan itu digunakan tanpa seizin saya sebagai fotografer," ujar Garry.

Kompas.com juga menyesalkan penggunaan foto Lutfi Alfiandi tanpa izin untuk kepentingan acara partai politik. Apalagi, saat ini Lutfi Alfiandi menjadi terdakwa terkait aksi demonstrasi yang dia ikuti. Foto jepretan Lutfi Alfiandi saat itu diambil untuk kepentingan jurnalistik.

Kompas.com berharap foto itu digunakan juga untuk kepentingan jurnalistik, dan bukan untuk kepentingan politik atau memengaruhi putusan pengadilan.

"Bagaimanapun penggunaan foto tanpa izin merupakan perbuatan ilegal," ujar Pemimpin Redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho.

https://nasional.kompas.com/read/2020/01/27/22505021/ketua-dpp-mengaku-tak-tahu-soal-iklan-foto-lutfi-alfiandi-pegang-bendera

Terkini Lainnya

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke