Hal itu disampaikan Rio melalui video yang ia kirimkan ke Kompas TV, Senin (27/1/2020).
"Kami semua berharap dapat solusi terbaik lah. Bagaimana kami di sini bisa dievakuasi ke kota yang lebih aman lagi," ujar Rio dalam tayangan video.
Ia mengatakan, saat ini terdapat 93 mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Wuhan. Mereka belum mendapat informasi lebih lanjut dari KBRI ihwal evakuasi.
Di sisi lain, Wuhan telah menjadi seperti kota mati lantaran transportasi umum berupa kereta listrik dan bus berhenti beroperasi akibat penyebaran virus mematikan tersebut.
Pusat perbelanjaan pun sepi karena orang-orang lebin memilih untuk mematuhi imbauan otoritas setempat agar warga tak keluar rumah jika tak ada urusan mendesak.
Selain itu, stok kebutuhan pangan di Wuhan mulai menipis dan harganya kini melonjak. Hal itu membuat para mahasiswa dari Indonesia yang mengandalkan beasiswa kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Saat ini harga sembako di Wuhan sudah mulai naik. Dan itu pun stoknya mulai terbatas. Jadi bagi kami mahasiswa yang mengandalkan beasiswa jadi kemungkinan tidak mencukupi," lanjut Rio.
Virus corona Wuhan atau corona virus baru n-CoV 2019 meluas dengan begitu cepat.
Tak lama setelah kasus tersebut terkonfirmasi ditemukan di Wuhan, China, beberapa negara lain melaporkan kejadian serupa.
Virus yang masih satu keluarga dengan virus penyebab flu hingga MERS dan SARS ini bisa menyebabkan kematian.
Melalui unggahan @safetravel.kemlu, salah satu akun resmi milik Kementerian Luar Negeri RI, tanggal 25 Januari 2020, imbauan disampaikan untuk meningkatkan kewaspadaan bagi WNI yang berada atau berencana mengunjungi Hong Kong dan negara-negara yang telah terdampak.
Selain itu, diimbau juga untuk mengikuti perkembangan virus ini, menghindari tempat dan kota asal virus, tidak melakukan kontak fisik dengan orang yang sedang dalam kondisi batuk, demam, atau sesak napas
https://nasional.kompas.com/read/2020/01/27/11085951/mahasiswa-indonesia-di-wuhan-berharap-segera-dievakuasi