Salin Artikel

Liem Koen Hian, Partisipasi Tokoh Tionghoa di Awal Pemerintahan RI

JAKARTA, KOMPAS.com - Liem Koen Hian merupakan tokoh Tionghoa kelahiran Banjarmasin tahun 1896. Anak dari pengusaha Liem Ke An ini sempat mengenyam pendidikan di sekolah Belanda, namun tak selesai.

Berdasarkan catatan Yerry Wiryawan di majalah Basis berjudul "Tiga Menentang Stigma" tahun 2019, Liem mengambil sekolah hukum di Jakarta.

Dalam kariernya, ia pernah bekerja di sebuah perusahaan minyak di Balikpapan. Namun, Liem merasa tidak betah dengan pekerjaan kantoran. Akhirnya, ia pun memutuskan menjadi wartawan.

"Saat itu jamak terjadi bahwa seorang wartawan peranakan menjadi seorang nasionalis," tulis Yerry dalam catatannya.

Kiprahnya sebagai wartawan pun beragam, ia pernah menjadi editor di sejumlah majalah Tionghoa saat itu. Misalnya, Tjhoen Tjihioe pada tahun 1915-1916, Soo Lim Po tahun 1917, Sinar Sumatra pada tahun 1918-1921 dan Pewarta Soerabaia pada tahun 1921-1925.

Di sela kariernya sebagai wartawan lah, Liem meninggalkan nasionalisme Tionghoa dan mengadopsi nasionalisme Indonesia sejak era 1920-an.

Gagasannya ia kembangkan saat menjadi editor di koran Soeara Publiek pada tahun 1925-1929, Sin Jit Po pada tahun 1929-1932; 1939 dan Kong Hoa Po pada tahun 1937-1938.

Sekitar tahun 1930-an, Liem memiliki kesadaran politik yang berkembang pesat. Pada September 1932, ia mendirikan partai Tionghoa pertama bernama Partai Tionghoa Indonesia (PTI).

PTI didirikan secara jelas untuk mendukung gerakan nasionalis Indonesia yang ingin mencapai kemerdekaan saat itu. Ia menjabat sebagai Ketua Umum PTI pertama pada periode tahun 1932-1933.

Seiring perjalanannya, pada tahun 1937, ia bergabung dengan partai Gerakan Rakjat Indonesia (Gerindo), partai beraliran kiri.

Nasionalisme Liem terlihat jelas melawan pengaruh Jepang saat itu. Pada tahun 1938, Liem menerbitkan buku yang anti-Jepang. Akibat langkahnya itu, ia sempat ditahan pemerintah Jepang dalam waktu yang tidak begitu lama.

Pada masa mencapai kemerdekaan, Liem ditunjuk oleh Soekarno-Hatta sebagai salah satu anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Dalam perundingan Renville, Liem mewakili delegasi Indonesia pada tahun 1947.

"Keikutsertaan Liem Koen Hian dalam badan resmi pemerintah Indonesia ini perlu diberi catatan khusus karena partisipasinya dalam pemerintahan awal Republik Indonesia menembus batas-batas Tionghoa dan Indonesia," tulis Yerry.

Pada tahun 1950, Liem ikut mendirikan partai multi-rasial bernama Persatuan Tenaga Indonesia. Setahun kemudian, Liem ditangkap oleh pemerintahan Sukiman karena dicurigai sebagai komunis.

Peristiwa penangkapan ini sangat memukul Liem. Setelah lepas dari penjara, dengan rasa kecewa yang mendalam, Liem akhirnya melepas kewarganegaraan Indonesia-nya yang sudah ia perjuangkan selama 20 tahun terakhir.

"Setahun kemudian, 1952, dia meninggal di Medan dengan status sebagai warga negara Tionghoa," papar Yerry dalam tulisannya.


https://nasional.kompas.com/read/2020/01/26/06342491/liem-koen-hian-partisipasi-tokoh-tionghoa-di-awal-pemerintahan-ri

Terkini Lainnya

KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

Nasional
Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Nasional
Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Nasional
Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Nasional
 Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Nasional
Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Nasional
Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Nasional
KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

Nasional
Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Nasional
Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Nasional
Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Nasional
Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Nasional
Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Nasional
Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Nasional
Menteri KP: Lahan 'Idle' 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Menteri KP: Lahan "Idle" 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke