Teknologi Modifikasi Cuaca dilakukan agar hujan turun di lokasi yang jauh dari permukiman penduduk, contohnya di wilayah Selat Sunda atau Laut Jawa.
Hari ini, TNI menaburkan garam ke awan aktif di sekitar Selat Sunda dengan harapan hujan turun di lokasi tersebut sebelum awan mencapai permukiman.
Dalam operasi ini, dua pesawat TNI jenis CN-295 dan Cassa 212-200 mengalami modifikasi di area kabin agar bisa mengangkut garam.
"Pesawat CN-295 dan Cassa 212 itu dalamnya sudah dimodifikasi untuk bisa mengangkut kapsul-kapsul dari penyemaian," ujar Fajar kepada Kompas.com, di Skadron Udara 2, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Karena modifikasi, Cassa 212-200 tampak berubah total. Kabin pesawat mampu menampung 800 kilogram garam.
Sementara itu, modifikasi CN-295 paling mencolok.
Itu terlihat dengan adanya rel roda console atau tabung yang di dasar kabin. Panjang rel tersebut lebih kurang 4 meter.
Fungsi rel tersebut memudahkan petugas memasukkan dan mengeluarkan console di setiap penerbangannya.
Modifikasi tersebut mempermudah petugas menebar garam hingga turun hujan di luar Jabodetabek.
Fajar mengatakan, dalam memodifikasi pesawat itu, pihak BPPT berperan sebagai penyedia fasilitas, seperti console berikut rel rodanya.
"Console tersebut dibuat oleh BPPT, namun tetap bekerja sama dengan TNI AU supaya bisa diangkut dari pesawat dan disebarkan (garamnya)," kata dia.
Diberitakan, untuk dapat memodifikasi cuaca, operasi TMC menggunakan dua pesawat yang mengangkut garam.
Pesawat membawa garam dan "menaburkannya" di atas awan hujan cumulonimbus yang membawa hujan intensitas tinggi seperti pada awal tahun 2020.
https://nasional.kompas.com/read/2020/01/09/19233471/bantu-modifikasi-cuaca-pesawat-tni-cn-295-dan-cassa-212-200-disulap-seperti