Salin Artikel

Soal UMKM di Rest Area, Muhammadiyah Sanjung Jokowi, Kritik Basuki

"Terima kasih Jokowi. Perhatianmu terhadap usaha dalam negeri dan UMKM serta koperasi benar-benar tampak ketika dalam rapat terbatas beberapa hari yang lalu mengungkapkan rasa kecewanya melihat keberadaan tenant asing, seperti KFC dan Starbucks di rest area jalan tol atau kawasan infrastruktur baru di Indonesia," kata Anwar dalam keterangan tertulis, Rabu (11/12/2019).

Menurut dia, fenomena saat ini memang banyak rest area jalan tol yang justru diisi oleh restoran maupun kafe brand asing.

Di samping itu, Anwar sekaligus kecewa atas pernyataan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang justru menyatakan bahwa keberadaan tenant asing itu harus tetap ada.

Sebab bila tidak, maka jalan tol justru akan dipenuhi kendaraan ekspedisi dibandingkan kendaraan pribadi.

"Untuk itu Muhammadiyah mengimbau para pihak, terutama pemerintah, dunia usaha dan perguruan tinggi untuk secara bersama-sama mengkaji di mana letak masalah dan kesalahannya," ujar Anwar.

"Apakah benar kalau tidak ada restoran-restoran asing tersebut, maka masyarakat yang melintas di jalan tol tersebut tidak akan mampir sehingga yang akan kita lihat hanya pick up semua," lanjut dia.

Anwar berharap agar seluruh pihak tak menganggap kerisauan Jokowi sebagai hal sepele. Untuk itu, diperlukan sinergi dan koordinasi untuk mencari solusi agar persoalan ini segera tuntas.

Sebelumnya, Presiden Jokowi minta produk UMKM diberi ruang untuk menguasai tempat peristirahatan atau rest area di jalan tol.

"Rest area di jalan tol isi dengan produk-produk brand lokal," kata Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/12/2019).

Jokowi mengaku sudah berulang kali mengingatkan hal ini kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

Sebab, ia melihat selama ini tol dikuasai oleh brand makanan dari luar negeri.

"Karena yang lalu lalu kita lihat kalau rest area itu pasti isinya kalau kopi ya kopi itu, kalau ayam ya ayam itu, enggak usah saya sebutkan, saya kira Bapak ibu tahu semuanya. Ini mulai harus digeser," kata dia.

Padahal, Presiden Jokowi menegaskan, banyak produk lokal sejenis dengan rasa yang lebih enak dan harga yang juga jauh lebih murah.

Oleh karena itu, Jokowi ingin tol yang baru dibangun atau tengah dibangun membuka ruang bagi produk lokal yang ingin masuk.

"Yang (produk) lokal banyak sekarang, kopi lokal yang bagus juga banyak sekarang ini. Ayam juga kan banyak sekali, masak yang dipasang di depan rest area pasti ayam itu itu saja," ujar dia.

Menanggapi pernyataan Presiden itu, Menteri Basuki berpendapat, keberadan tenant asing tetap diperlukan sebagai penarik masyarakat yang melintasi jalan tol untuk singgah. Namun jumlahnya telah diatur agar tak lebih banyak dibanding yang lokal.

"(Kios asing) itu tetap harus ada ya, seperti Starbucks atau KFC. Karena tanpa itu, seperti yang kita lihat di rest area Solo-Surabaya, isinya pick up semua," ujar Basuki di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2019).

Menteri Basuki menjamin kios lokal tetap mendapatkan porsi terbesar di area peristirahatan jalan tol atau di sentra ekonomi kawasan infrastruktur baru lainnya.

Sebab, hal itu sudah diatur di dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 10/PRT/M/2018 tentang Tempat Peristirahatan dan Pelayanan pada jalan tol.

Aturan tersebut menginstruksikan agar seluruh pengelola tol untuk menyediakan lahan pelaku usaha lokal sebanyak 70 persen. 

https://nasional.kompas.com/read/2019/12/11/11452951/soal-umkm-di-rest-area-muhammadiyah-sanjung-jokowi-kritik-basuki

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke