Jati diri yang dimaksud adalah pendidikan watak atau pendidikan karakter.
"Mudah-mudahan, semua perguruan tinggi di Indonesia menjadi mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan situasi tanpa kehilangan jati diri. Tuntutan situasi itu sekarang orang sering menyebutnya revolusi industri 4.0," ujar Mahfud di Auditorium Universitas Trisakti, Jakarta Barat, Jumat (29/11/2019).
Menurut Mahfud, tuntutan tersebut memiliki tantangan yang besar. Revolusi industri 4.0, kata Mahfud, memberikan bahan yang cukup bagi pengembangan otak, keilmuan, dan kecerdasan.
"Akan tetapi, di situ belum tersedia perangkat-perangkat untuk menjaga dan membangun watak. Padahal, negara ini didirikan untuk mencerdaskan otak dan watak," tutur Mahfud menjelaskan.
Dirinya lantas mengingatkan pentingnya pendidikan yang berlandaskan karakter.
Dengan pendidikan karakter atau pendidikan watak, akan lahir manusia Indonesia yang bertanggung jawab kepada bangsa dan negara.
Mahfud mengungkapkan, jika hanya memiliki ilmu, seseorang cuma bisa pintar tanpa mempunyai rasa nasionalisme yang kuat.
"Tak punya rasa ingin memiliki dan memelihara bangsa dan negara. Bahkan (cenderung) destruktif terhadap kehidupan. Akan tetapi, para pembuat UUD 1945 sudah menyatakan tujuan pendidikan kita bukan mencerdaskan otak, tapi mencerdaskan kehidupan, jasmaniah, rohaniah, dibangun di situ," jelas Mahfud.
Sebelumnya, pada acara yang sama, Mahfud menyinggung perihal tindak pidana korupsi. Menurut Mahfud, perguruan tinggi seolah menjadi terdakwa atas berbagai persoalan bangsa Indonesia.
"Sekarang ini ada persoalan apakah pesan tentang filosofi pendidikan itu berjalan di Indonesia. Terbukti perguruan tinggi ini menjadi tedakwa dari kemelut republik ini, korupsi merajalela, ketidakadilan, kemsikinan, kesenjangan sosial, tidak meratanya pendidikan, apa sebabnya itu? Korupsi," ujar Mahfud.
Menurut Mahfud, maraknya korupsi di Indonesia tak terlepas dari peran perguruan tinggi. Sebab, jabatan penting di Indonesia diduduki lulusan-lulusan perguruan tinggi.
"Sudah dikelola oleh perguruan tinggi kenapa masih banyak koruptor, kenapa penegak hukumnya lemah? Kenapa pengalola negara tidak beres? Lalu apa sebabnya? Pasti perguruan tinggi yang salah," kata dia lagi.
https://nasional.kompas.com/read/2019/11/29/16110021/mahfud-md-minta-perguruan-tinggi-tak-lupakan-pendidikan-karakter