Hal itu dipaparkan Mikhail dalam diskusi bertajuk Pembangunan Indonesia pada Periode Kedua Jokowi di Mata Milenial, di Gado-gado Boplo, Jakarta, Selasa (26/11/2019).
"Ini saya lihat juga dibutuhkan Pak Jokowi dalam merencanakan kebijakan-kebijakan yang berkutat pada masalah SDM bagi generasi setelah milenial ini. Jadi Pak Jokowi ini seperti berupaya ingin memiliki kebijakan yang tepat di masanya untuk masa mendatang," kata dia.
Selain fokus pada SDM, Mikhail juga meyakini Jokowi berupaya memahami persoalan-persoalan terkini yang dihadapi generasi milenial sebagai salah satu bagian populasi terbesar di Indonesia.
"Dan itu bagus, artinya Pak Jokowi orang yang mau belajar, melihat lebih dekat lagi kebutuhan milenial. Jadi kalau ingin tahu apa yang dibutuhkan milenial ini memang harus masuk ke alam pikir dan alam kerjanya si milenial ini," kata dia.
Mikhail optimistis tujuh staf khusus itu bisa memengaruhi Jokowi secara positif dalam memperkaya kebijakan-kebijakan pemerintah.
"Presiden seperti ingin mendekatkan diri. Pak Jokowi seperti akan memperkaya kebijakan-kebijakannya supaya lebih tepat sasaran," ujarnya.
Sebelumnya ketujuh nama yang ditunjuk Jokowi menjadi staf khusus presiden adalah CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung; pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara; perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi;
Pendiri Thisable Enterprise sekaligus kader PKPI Angkie Yudistia; pemuda Papua sekaligus peraih beasiswa kuliah di Oxford Gracia Billy Yosaphat Membrasar; mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Aminuddin Ma'ruf dan pendiri Lembaga Keuangan Amartha Andi Taufan Garuda.
https://nasional.kompas.com/read/2019/11/26/17242241/politisi-psi-yakin-stafsus-milenial-mampu-bantu-jokowi-kembangkan-kebijakan