Dedi mengatakan, menteri yang dinilai paling tidak tepat berada di pos kementeriannya yaitu Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.
Sebanyak 15,2 persen responden menjawab Luhut sebagai menteri yang tak tepat di posisinya.
Kemudian, sebesar 14,7 persen publik menilai, mantan Kapolri Tito Karnavian tak tepat mengisi posisi di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
"Artinya orang yang bagus, tapi tidak sesuai dengan posisi kementriannya yang didapatkan di sini adalah Pak Luhut binsar Panjaitan 15,2 persen juga tinggi adalah Pak Tito Karnavian," kata Dedi dalam dalam diskusi "Efek Milenial di Lingkaran Istana" di Ibis Hotel Tamarin, Menteng, Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
Dedi mengatakan, 12 persen publik menilai, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate tidak tepat berada di pos Kemenkominfo.
Kemudian, 8,2 persen publik menilai, Nadiem tidak tepat berada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Sementara itu, ada juga yang menurut saya menarik, Nadiem Makarim. Dia dianggap sebagai tokoh publik yang baik sekali tapi, begitu disandingkan dengan Kementerian Pendidikan banyak yang meragukan," ujar dia.
Dedi menyamapaikan, survei ini dilakukan pada 30 Oktober-2 November 2019 dengan responden yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia.
Survei ini, kata dia, menggunakan metode purposive sampling dalam penarikan sampel.
Selain itu, survei melibatkan 800 responden dengan margin of error +/- 4,5 persen (pada tingkat kepercayaan 95persen).
"Pengumpulan data wawancara jaringan menggunakan kuesioner, berbasis teknologi informasi modern," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2019/11/23/17040441/survei-ipo-luhut-tito-karnavian-hingga-nadiem-makarim-dinilai-tak-tepat-di