Juru Bicara PKS Ahmad Fathul Bari mengungkapkan, sejumlah petinggi Partai Berkarya telah memastikan akan hadir dalam pertemuan di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (19/11/2019) pukul 16.00 WIB.
Mereka yang akan hadir antara lain Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra atau akrab disapa Tommy Soeharto dan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto.
"Pimpinan Partai Berkarya yang rencananya akan hadir antara lain Hutomo Mandala Putra dan Titiek Soeharto," ujar Fathul melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (18/11/2019).
Selain itu akan hadir pula Ketua Dewan Kehormatan Tedjo Edhy Purdijatno, Sekjen Priyo Budi Santoso, Bendahara Umum Neneng Tuty, Wakil Ketua Umum Hasib Wahab dan Yayat Sudrajat.
Perkuat Oposisi
Secara terpisah, Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso mengatakan, sejauh ini kedua partai memang belum secara spesifik membicarakan soal koalisi menuju Pemilu dan Pilpres 2024.
Namun, kata Priyo, pihaknya memiliki ide untuk melahirkan gagasan-gagasan alternatif sebagai penyeimbang kekuatan pemerintah atau oposisi.
"Ada pikiran-pikiran untuk meramu gagasan alternatif. Api demokrasi tidak boleh redup hanya karena banyak orang berduyun-duyun merapat ke kekuasaan. Kualitas demokrasi mestinya tetap harus terjaga," ujar Priyo kepada Kompas.com, Sabtu (16/11/2019).
Lebih lanjut Priyo mengatakan, dalam pertemuan itu elite PKS dan Partai Berkarya juga akan membahas kemungkinan kerja sama di Pilkada.
Pada Pemilu 2019 lalu, Partai Berkarya memperoleh lebih dari 160 kursi yang tersebar di DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota.
"Ini modal dasar dan potensi yang kami syukuri sebagai partai pendatang baru," ucap mantan Politisi Partai Golkar itu.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sekjen PKS Mustafa Kamal. Ia menuturkan partainya akan menjalin komunikasi dengan sejumlah partai dalam beberapa bulan ke depan.
Komunikasi dilakukan untuk membangun kekuatan oposisi terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo selama lima tahun ke depan.
"Kami akan silaturahim dengan berbagai partai. Juga ada yang berkunjung ke PKS. Kami akan jadwalkan terus dalam beberapa bulan ke depan," ujar Mustafa saat ditemui di sela Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PKS, Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Dalam waktu dekat, kata Mustafa, Presiden PKS Sohibul Iman akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto.
Selain itu, petinggi PKS juga akan bertemu dengan petinggi Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat.
"Kami ingin mendengar bagaimana sikap dan positioning mereka. Ada pernyataan di publik, tapi kami akan konfirmasi ke pimpinan partai, seperti PAN, Demokrat, Berkarya, partai-partai yang non kabinet tentang bagaimana posisi akhirnya," kata Mustafa.
Mustafa mengatakan, komunikasi dengan parpol di luar parlemen seperti Partai Berkarya, perlu dilakukan dalam membangun kekuatan politik.
Meski belum memiliki suara di DPR, namun Mustafa meyakini Partai Berkarya memiliki basis politik yang cukup kuat di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
"Seluruh partai politik peserta pemilu, meski belum lolos (ke DPR), sebagai entitas politik punya kedaulatan yang sama untuk menyampaikan suara rakyat. Sehingga, kami harus bergandengan tangan dengan semua kekuatan parpol yang ada," ujar Mustafa.
Leader Oposisi
Konsultan politik Eep Saefulloh Fatah menilai bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berpeluang menjadi market leader di antara partai-partai yang berada di luar pemerintahan atau oposisi saat ini
Pasalnya, baru PKS yang secara tegas menyatakan sikap sebagai oposisi selama lima tahun ke depan.
Sementara dua partai lainnya, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat, belum menegaskan sikapnya.
"Baru PKS yang mengikrarkan secara tegas soal oposisi sementara PAN dan Demokrat belum menyatakan sikap," ujar Eep dalam sebuah diskusi di Rapar Koordinasi Nasional (Rakornas) PKS, Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (15/11/2019).
Menurut Eep, dari ketiga partai yang berada di luar pemerintahan itu, PKS dinilai menjadi partai yang paling menonjol.
Seperti diketahui, pada Pilpres 2019 lalu, Gerindra dan PKS menjadi dua partai utama dalam koalisi pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Kemudian, PKS dinilai mendapat keuntungan elektoral pada Pemilu 2024 dengan masuknya Partai Gerindra dalam pemerintahan.
Dengan demikian, hanya PKS dan PAN akan berebut posisi sebagai market leader di ceruk pemilih muslim dan kelompok kanan.
"Bagi partai seperti PKS tampil sebagai market leader menjadi penting karena di ceruk partai kanan tidak ada yang bisa mengambil atribusi langsung atas segala sukses pemerintahan," kata Eep.
"Maka di ceruk partai kanan yang bisa tampil sebagai leader adalah yang di luar pemerintahan," ucapnya.
Sementara itu, lanjut Eep, Partai Demokrat dinilai belum dapat menjadi pesaing PKS dan PAN.
Pasalnya hingga saat ini, Partai Demokrat tidak memiliki figur lain selain Agus Harimurti Yudhoyono untuk ditawarkan.
"Bagaimana dengan Demokrat? Menurut saya Demokrat harus memperluas diri kalau ingin berhasil menjadi market challenger di partai majemuk. Yang ditawarkan oleh Partai Demokrat harus lebih banyak dan luas dari yang ditawarkan sekarang," ujar Eep.
Pada kesempatan yang sama, Presiden PKS Sohibul Iman menginginkan agar partainya menjadi leader di antara partai-partai yang berbasiskan agama Islam.
Dengan begitu, PKS mampu meraup perolehan suara dari pemilih muslim pada Pemilu 2024 mendatang.
"Saya kira PKS ke depan memang harus menjadi market leader di pemilih berbasis muslim. Syaratnya satu, kita harus fokus kepada apa yang menjadi agenda kita ke depan. Sehingga orang lain terus memikirkan langkah apa yang akan dilakukan oleh PKS," ujar Sohibul.
https://nasional.kompas.com/read/2019/11/19/09095771/menanti-langkah-pks-jadi-poros-oposisi-pemerintahan-jokowi