Zaki menyebut koneksi ini terjadi secara struktural maupun fungsional.
"Sekitar 80 persen pelaku serangan teror itu terkoneksi dengan JAD baik secara struktural maupun secara fungsional," ujar Zaki dalam diskusi bertajuk 'Mengapa Teror Pada Polisi Terjadi Lagi?' di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (16/11).
Dia mengatakan, secara struktural, ada hubungan kepengurusan dengan petinggi organisasi JAD di wilayah mereka.
Sementara itu, secara fungsional, mereka punya ideologi yang kurang lebih sama.
Zaki lantas menyinggung pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan beberapa hari lalu.
Dia menduga, pelaku bom Medan tidak memiliki koneksi struktural langsung dengan JAD.
"Namun, secara fungsional mereka punya ideologi ya itu (dekat) dengan JAD. Indikasinya, bahwa kelompok jihad selain JAD tidak menjadikan polisi sebagai sasaran jihad," ucap Zaki.
Kelompok yang dimaksud yakni Jamaah Islamiyah yang hingga saat ini tidak menyasar polisi maupun aparat lain sebagai obyek yang harus dihabisi.
"Mereka (Jamaah Islamiyah) punya konsentrasi untuk membangun laskar di beberapa tempat dan melakukan dakwah untuk membangun ideologi di masyarakat," kata Zaki.
Bom bunuh diri terjadi di Markas Polrestabes Medan, Jalan HM Said Medan, Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019) pagi.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Saat itu, sejumlah polisi disebut baru saja melakukan apel pagi.
Menurut Polri, ledakan itu terjadi di sekitar kantin Mapolrestabes Medan.
Adapun pelaku bom bunuh diri adalah RMN yang berusia 24 tahun.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, saat melakukan aksinya, RMN masuk ke Mako Polrestabes Medan dengan modus membuat surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).
https://nasional.kompas.com/read/2019/11/16/11401561/pengamat-80-persen-pelaku-teror-ke-polisi-terkoneksi-dengan-jad