Meski mayoritas responden merasa puas, namun angkanya menurun dibandingkan hasil survei-survei Litbang Kompas sebelumnya.
Setidaknya tren menurun terlihat dalam 1,5 tahun terakhir.
Di awal pemerintahan, tingkat kepuasan masyarakat sebagaimana data Litbang Kompas sebesar 65,1 persen.
Kemudian, pada bulan ke-42 menjabat, pemerintah mendapat angka tingkat kepuasan tertinggi, yakni 72,2 persen.
Dikutip dari Harian Kompas, tingkat kepuasan yang tinggi itu didukung pula oleh penilaian terhadap citra Jokowi yang dinyatakan baik oleh 73,3 persen responden.
Dari survei tersebut terlihat bahwa penilaian terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-JK mengalami pasang surut dan fluktuatif.
Dari grafik tersebut, dapat disimpulkan bahwa fluktuasi kepuasan dan citra positif sosok Jokowi menunjukkan kemampuan dirinya menghadapi tekanan opini masyarakat.
Setidaknya, terdapat dua krisis opini publik yang ia hadapi yang membuat persepsi publik terhadap performa pemerintahan turun.
Pada enam bulan pertama pemerintahan Jokowi-JK, mereka mengambil kebijakan tidak populer. Saat itu, pemerintah dua kali menaikkan harga BBM, dan dua kali pula menurunkan harganya.
Kenaikan BBM merupakan salah satu isu yang sensitif bagi masyarakat karena erat kaitannya dengan hajat hidup sehari-hari.
Persoalan ini dianggap menjadi pemicu dominan penurunan popularitas pemerintahan lebih dari 10 persen menjadi 53,8 persen. Penurunan tingkat kepuasan ini tertinggi sepanjang sejarah pemerintahannya.
Perlu waktu satu tahun bagi Jokowi untuk memulihkan kepercayaan dan citranya.
Pada survei April 2016, tingkat kepercayaan publik naik 13 persen menjadi 67,4 persen. Angka ini lebih tinggi daripada apresiasi publik saat ia baru menjabat.
Grafik kepuasan terhadap Jokowi selama satu periode menjabat tampak berbeda dengan kepuasan di era Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Harian Kompas membandingkan periode pertama Jokowi dengan periode pertama SBY.
Keduanya sama-sama mengawali pemerintahan dengan apresiasi tinggi dari masyarakat.
Berdasarkan survei SMRC, di awal periode pertama SBY, ia mendapat apresiasi sebesar 80 persen.
Setelah itu, kepercayaan terhadap pemerintahannya turun secara bertahap dan kembali naik di tahun kedua.
Berbeda dengan Jokowi yang tingkat kepercayaannya terus menurun di periode pertama, SBY justru menunjukkan kenaikan tingkat kepercayaan mulai dari bulan ke-48 hingga genap 5 tahun.
Hingga akhir masa jabatannya pada 2014, tingkat kepercayaan masyarakat terus naik menjadi 75 persen.
Jika ditelusuri lebih jauh, faktor-faktor penurunan juga disebabkan persoalan yang relatif mirip, yaitu kenaikan dan penurunan BBM.
https://nasional.kompas.com/read/2019/10/18/21143101/membandingkan-kepuasan-masyarakat-di-era-jokowi-dan-sby