Tentu masih lekat di ingatan saat Gerindra menjalin komunikasi intens dengan PDI Perjuangan usai panasnya Pilpres 2019.
Prabowo menyambangi kediaman Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Juli 2019, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. Megawati menjamu Prabowo makan siang dengan menu racikan Megawati sendiri.
Pertemuan berlangsung penuh keramahtamahan. Senyum selalu terpancar dari wajah keduanya, terutama ketika memberikan keterangan pers.
Kemesraan Prabowo dan Megawati berlanjut hingga kongres PDI-P yang berlangsung Agustus. Prabowo memenuhi undangan Megawati dan hadir di kongres bersama-sama sejumlah ketua umum partai pengusung Jokowi-Ma'ruf tanpa canggung.
Di tengah keakraban itu, tepatnya satu hari setelah Prabowo dan Megawati santap siang bersama, empat ketua umum partai pengusung Jokowi-Ma'ruf lainnya bertemu di Kantor DPP Nasdem, Gondangdia, Jakarta Pusat.
Mereka adalah Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Plt Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa. Pertemuan tersebut berlangsung tanpa mengundang Megawati.
Meski tidak lugas, empat pimpinan parpol itu menyampaikan sinyal menolak partai politik lain ke dalam koalisi pendukung pemerintah.
Berubah Sikap
Polemik itu menggantung dan belum selesai hingga publik mengintip keakraban Prabowo dengan Paloh Minggu malam kemarin di kediaman Paloh, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Dari foto-foto yang beredar, tampak Prabowo dan Paloh berdiskusi dengan hangat sembari menikmati menu santap malam. Prabowo mengaku menyantap soto mie dalam pertemuan itu.
Tak hanya kehangatan di atas meja makan, sambutan hangat Nasdem kepada Gerindra untuk masuk ke dalam kabinet terlihat dari pernyataan Surya yang blak-blakan mengaku tidak masalah jika Gerindra masuk ke dalam koalisi pemerintahan.
"Kalau memiliki keyakinan (yang sama), apa yang menjadi masalah?" ujar Paloh.
"Mana ada masalah sama saya ya. Ketika semua itu di dalam satu semangat dan konsistensi pikiran bagaimana mengedepankan kepentingan nasional, ya jalan di situ," lanjut dia.
Paloh mengatakan, tak masalah Gerindra masuk ke koalisi pemerintahan selama memiliki kesepahaman visi dan misi dengan partai-partai pengusung Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Prabowo lantas berterima kasih kepada Surya yang telah menerima kunjungannya. ia dan Surya diakui sudah saling kenal sejak lama dan bersahabat.
Bahkan, meskipun kadang berbeda sikap politik, namun itu tak melunturkan persahabatan yang sudah lama terjalin.
"Kami ini hubungan sudah lama. Bersahabat. Kadang-kadang juga berbeda. Kadang-kadang berseberangan, tetapi dalam suasana cinta Tanah Air, kami satu. Kami cinta negara ini, kami cinta bangsa ini," kata Prabowo.
Kesepakatan Tanpa Bahas Kursi Menteri
Prabowo menambahkan bahwa ia dan Paloh telah mencapai sejumlah kesepakatan melalui pertemuan itu.
Ia tidak menjelaskan lugas soal kesepakatan apa yang dimaksud. Namun pada intinya, ia dan Paloh sepakat untuk menyatukan kekuatan di dalam membangun bangsa.
Surya pun menimpali pernyataan Prabowo dengan pendapat senada. Ia mengatakan dalam pertemuan tadi telah disepakati untuk menyatukan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mendukung pembangunan.
"Antara Mas Prabowo dengan saya, semuanya mempunyai satu kesamaan pandangan dan pikiran dan emosi yang sama. Kepentingan emosi bangsa harus diletakkan di atas kepentingan-kepentingan lain termasuk kepentingan kedua partai politik ini," ujar Surya.
"Malam ini pun saya harus katakan, dengan segala kekurangan kami berdua, tekad kami, kami ingin negeri ini maju. Kami mau persahabatan yang pernah dan tetap ada pada diri kami ini merupakan modal besar untuk membangun kehidupan kebangsaan ini. Ini harapan kami," lanjut dia.
Surya sekaligus membantah pertemuannya dengan Prabowo membahas posisi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo jilid II.
"Sama sekali enggak ada (bahas menteri). Tapi kalau tanya apa hal yang paling banyak dibicarakan? Bagaimana kedua potensi kedekatan. Saya dan Prabowo satu," ujar Surya.
https://nasional.kompas.com/read/2019/10/14/08130411/kehangatan-surya-paloh-prabowo-jawaban-penolakan-nasdem-atas-gerindra