Salin Artikel

Acara HUT DPR RI Ditutup dengan Pertandingan Bulu Tangkis

KOMPAS.com - Rangkaian peringatan hari ulang tahun (HUT) DPR RI masuk pada penghujung acara.

Setelah dimulai dengan Gowes Sehat pada 31 Agustus 2019, acara HUT ditutup dengan pertandingan bulu tangkis memperebutkan Piala Ketua DPR RI.

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menegaskan bulu tangkis merupakan olahraga yang digemari banyak masyarakat Indonesia.

"Selain menjadi salah satu cabang olahraga berprestasi yang membanggakan, di mata Bangsa Indonesia, bulu tangkis merupakan cabang olahraga sejuta umat," ujar Bambang saat membuka Pertandingan Bulu Tangkis, di Sport Center DPR RI, Jakarta, Selasa (17/9/19).

Oleh karena itu, lanjutnya, dalam pertandingan bulutangkis, hal yang lebih penting untuk dikedepankan adalah kebersamaan, bukan menang atau kalah.

"Dengan demikian target utamanya bukanlah menjadi juara, melainkan meningkatkan rasa persaudaraan," tutur pria yang akrab disapa Bamsoet.

Sejarah panjang

Lebih jauh, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menjelaskan, sejarah bulu tangkis di Indonesia telah dimulai sekitar tahun 1930-an.

Pada masa itu, cabang olahraga ini bernaung dalam Ikatan Sport Indonesia (ISI). Bulu tangkis kemudian sempat dilupakan karena Indonesia menghadapi masa perang.

"Setelah Indonesia merdeka, bulu tangkis kembali berkembang pada 1947. Bahkan, pada 1948, dalam kampanye nation building yang digelorakan Presiden Soekarno, di dalamnya turut menyertakan olahraga," jelas Bamsoet.

Bulu tangkis menjadi salah satu cabang olahraga yang diperkenalkan dalam kampanye tersebut. Pada saat itu Presiden Soekarno berjanji akan menjadikan Indonesia sukses berprestasi tingkat dunia.

Melalui Keppres No. 263 Tahun 1953, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menerangkan, Presiden Soekarno mencanangkan Indonesia bisa berada di posisi 10 besar dunia. Harapan tersebut akhirnya dapat diraih pada tahun 1958.

"Ketika itu, Indonesia sukses menjuarai Thomas Cup di Singapura. Menjawab tantangan negara-negara lain yang pada saat itu menganggap Indonesia hanyalah tim lemah. Prestasi membanggakan itulah yang harus kita pertahankan hingga saat ini," terang Bamsoet.

Bendahara Umum DPP Partai Golkar 2014-2016 ini menilai, dengan jumlah penduduk mencapai 260 juta jiwa, seharusnya bukan hal yang sulit bagi Indonesia melahirkan atlet berprestasi di berbagai cabang olahraga, termasuk bulu tangkis.

Atlet legendaris

Di masa lalu Indonesia berhasil melahirkan para pemain bulutangkis legendaris seperti Rudi Hartono yang mampu memenangi kejuaraan All England hingga delapan kali, sejak tahun 1960-an sampai 1980-an.

Bahkan, hingga kini belum ada atlet lain yang bisa menandingi prestasi tersebut.

"Jejak Rudi Hartono kemudian diikuti Liem Swe King, Susi Susanti, Alan Budikusuma, Taufik Hidayat dan beberapa atlet lainnya yang meraih berbagai predikat juara di tingkat internasional, termasuk olimpiade," ujar Bamsoet.

Di antaranya atlet muda, Jonathan Christie yang mengharumkan nama Indonesia dalam kancah Asian Games 2018.

Lalu, ada pasangan ganda putra Muhammad Ahsan dan Hendra Setiawan yang baru saja memenangkan gelar Juara Dunia 2019 di Jepang.

Maupun pasangan fenomenal Marcus Gideon dengan Kevin Sanjaya yang masih menempati peringkat satu ganda putra dunia.

"Ke depannya Indonesia harus mampu terus melahirkan para atlet yang mengharumkan nama bangsa," pungkas Bamsoet.

https://nasional.kompas.com/read/2019/09/18/07153471/acara-hut-dpr-ri-ditutup-dengan-pertandingan-bulu-tangkis

Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke