Salin Artikel

Ulang Tahun Kompas.com, Hari Ini 24 Tahun Lalu

KOMPAS.com — Hari ini, 24 tahun lalu, 14 September 1995, harian Kompas terbit seperti biasa. Tidak ada yang istimewa.

Halaman 1 harian Kompas memajang foto Presiden Soeharto yang sedang meneteskan vaksin polio kepada seorang anak. Foto tersebut menggambarkan artikel di bawahnya yang berjudul Tahun 2000 Indonesia Bebas Polio.

Di sudut kanan halaman, terpampang headline hari itu: Tamil Ledakkan Pesawat AU Sri Lanka, 81 Tewas.

Yang istimewa pada 14 September, 24 tahun lalu, adalah apa yang terjadi di salah satu sudut ruang redaksi harian Kompas.

Untuk pertama kali, berita-berita yang terbit di koran hari itu diunggah ke internet ke laman www.kompas.co.id. Laman digital itu disebut Kompas Online, disingkat KOL.

Inilah cikal bakal kompas.com yang Anda nikmati hari ini.

Tak ada pesta yang menandai unggahan pertama itu. Juga tak ada pengumuman di koran Kompas yang menginformasikan kepada pembaca bahwa berita-berita di harian Kompas mulai hari itu sudah bisa dinikmati secara digital.

Informasi soal laman digital Kompas Online baru muncul di harian Kompas pada 22 Oktober 1995 lewat artikel yang ditulis wartawan Kompas, pendiri Kompas Online, Rene L Pattirajawane, yang berjudul Kompas Online: Informasi Masa Depan.

Di awal tulisannya, Rene menyampaikan, Kompas Online bertujuan "...membaca pembaca surat kabar ke jenis informasi dan komunikasi perseorangan yang baru di masa depan."

Awalnya, Kompas Online diwujudkan sebagai layanan tambahan buat para pembaca harian Kompas yang kesulitan mendapatkan koran.

Dengan teknologi informasi ini, para pembaca harian Kompas di luar Pulau Jawa tidak perlu menunggu koran datang di sore hari atau keesokan harinya. Berita-berita harian Kompas dapat dinikmati di pagi yang sama ketika koran terbit.

Ada juga pertimbangan globalisasi. Ada banyak pembaca setia harian Kompas yang tinggal di luar negeri, seperti Eropa, Australia, Jepang atau Amerika Serikat. Di negara-negara itu, harga koran mahal karena biaya distribusi yang juga mahal.

Kehadiran Kompas di ranah digital mempermudah mereka untuk mengakses informasi surat kabar dengan cepat dan murah.

Kompas Online merupakan salah satu pionir media digital. Ia lahir saat teknologi internet masih begitu awal dan mahal di Indonesia.

Saat itu layanan internet baru disediakan PT Indo Internet (Indonet) yang muncul pada 1994 dan PT Rahardjasa Internet (Radnet) yang muncul pada 1995. Itu pun dengan kecepatan modem maksimal 28,8 kbps.

Pelanggan internet pun belum banyak saat itu. Data paling lawas yang bisa dikutip adalah data 1998 milik Asosiasi Jasa Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) yang menyebut pelanggan internet berjumlah 138.000. Bandingkan dengan pengguna internet saat ini yang mencapai 171 juta orang (APJII 2018).

Dalam perjalanannya selama 24 tahun, Kompas.com tidak lagi hanya merupakan ekstensa atau layanan tambahan dari harian Kompas. Ia berkembang menjadi entitas baru media yang menyajikan informasi yang sepenuhnya mengikuti roh digital: cepat, update, multimedia.

Dengan rohnya sebagai "anak zaman digital", Kompas.com ingin hadir sebagai media yang jernih melihat dunia, menawarkan perspektif, makna, dan mencerahkan pembaca.

Selamat ulang tahun ke-24 Kompas.com.

https://nasional.kompas.com/read/2019/09/14/09285761/ulang-tahun-kompascom-hari-ini-24-tahun-lalu

Terkini Lainnya

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke