Demikian disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo ketika ditemui di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Rabu.
"Terus mengimbau masyarakat melalui tokoh-tokoh masyarakat, kemudian melalui pemda setempat, untuk tidak terprovokasi terhadap pasukan-pasukan, sekelompok orang yang akan memanfaatkan situasi seperti terjadinya kericuhan, dan tindakan anarkistis lainnya," ungkap Dedi.
Ia mengatakan bahwa aparat keamanan sedang berupaya maksimal mengendalikan massa dan menjaga agar situasi tetap kondusif.
Peristiwa itu bermula dari aksi unjuk rasa yang diikuti sekitar 150 orang di halaman Kantor Bupati Deiyai, Papua, Rabu.
Massa yang berunjuk rasa meminta bupati menandatangani perjanjian referendum. Aparat sempat melakukan negosiasi dengan massa.
Namun, pada saat negosiasi itu, sekitar ribuan orang datang dari berbagai penjuru dengan membawa senjata tajam dan panah. Mereka pun menyerang aparat TNI dan Polri yang sedang berjaga.
Kelompok massa yang melakukan penyerangan diduga terindikasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Pada saat proses negosiasi itu sedang berlangsung, muncul kurang lebih sekitar ribuan masyarakat dari berbagai macam penjuru dengan membawa sajam dan panah," ungkapnya.
Akibatnya, satu personel TNI gugur dan 5 anggota Polri mengalami luka akibat terkena panah.
Di sisi lain, sempat tersiar kabar terdapat enam warga yang dikabarkan menjadi korban. Akan tetapi, Dedi mengatakan bahwa informasi itu belum terkonfirmasi.
https://nasional.kompas.com/read/2019/08/28/18471111/ricuh-di-deiyai-papua-polri-imbau-masyarakat-tak-terprovokasi