"Bagi PAN, berada di dalam atau di luar pemerintahan sama terhormatnya. Yang penting kehadiran kami bermakna bagi masyarakat," kata Eddy saat dihubungi, Senin, (15/7/2019).
Eddy juga setuju kehadiran oposisi yang tidak menimbulkan kebencian. Sebab, selama masa Pilpres 2019 hal-hal yang terkait dengan kebencian menimbulkan perpecahan sosial di masyarakat.
"Kami setuju dengan ucapan Beliau (Jokowi) karena selama 10 bulan masa pilpres, seakan banyak kebencian yang disebar khususnya di medsos, sehingga menimbulkan perpecahan sosial di dalam masyarakat," tuturnya.
Selanjutnya, Eddy berharap masyarakat yang telah terpecah kembali bersatu dan mendukung pemerintah agar mengakselerasi program pro rakyat dan pro pertumbuhan ekonomi.
"Namun jika ada kebijakan pemerintah yang belum pas, kita punya kewajiban untuk mengoreksinya dengan cara yang konstruktif dan beretika," ujar Eddy.
Sebelumnya, Presiden terpilih Joko Widodo mengatakan bahwa dalam demokrasi, mendukung calon presiden dengan mati-matian itu dibolehkan. Begitu juga dengan kehadiran oposisi, tetapi bukan oposisi yang menimbulkan dendam dan kebencian.
"Menjadi oposisi juga sangat mulia, silakan ingin jadi oposisi," kata Jokowi, dalam pidato pertamanya sebagai presiden terpilih dalam acaraVisi Indonesia, Minggu (14/7/2019) malam.
"Asal jangan oposisi yang menimbulkan dendam, asal jangan oposisi yang menimbulkan kebencian, apalagi disertai hinaan, cacian, makian-makian," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
https://nasional.kompas.com/read/2019/07/15/10465021/pan-di-dalam-atau-luar-pemerintahan-sama-terhormatnya