Salin Artikel

21 Tahun Lalu, Soeharto Persingkat Kunjungan ke Mesir...

KOMPAS.com - Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada 1998 berbuntut panjang. Mahasiswa sebagai "agent of change" tak terima dengan kondisi itu dan melakukan aksi demonstrasi menuntut perubahan kepemimpinan nasional.

Aksi mahasiswa ini semakin masif saat Soeharto kembali terpilih sebagai presiden dalam Sidang Umum MPR pada Maret 1998. Gerakan meluas ke berbagai kampus di Indonesia. Dampaknya begitu jelas, bentrokan dan kerusuhan dengan aparat keamanan tak terelakkan.

Korban meninggal dan luka-luka semakin banyak mengiringi aksi mahasiswa. Gerakan mahasiswa semakin panas setelah terjadi Tragedi Trisaksi yang menewaskan empat mahasiswa. Mereka tewas karena ditembak dengan peluru tajam.

Setelah peristiwa itu, suasana Jakarta semakin memanas. Aksi damai untuk menyerukan belasungkawa terhadap mahasiswa Universitas Trisakti yang meninggal berujung kerusuhan. Beberapa titik di Jakarta terjadi kerusuhan pada 13 dan 14 Mei 1998.

Ketika peristiwa itu terjadi, Soeharto sedang berkunjung ke Mesir untuk menghadiri acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-15.

Entah ada hubungannya atau tidak dengan kekacauan di Indonesia, Soeharto akhirnya mempersingkat sehari masa kunjunganya. Soeharto kembali ke Indonesia pada 14 Mei 1998 melalui Bandara Kairo menuju Jakarta.

Bahas krisis Asia

Krisis moneter di Asia menjadi salah satu agenda utama pertemuan G-15 atau kelompok 15 negara berkembang yang bertempat di Kairo, Mesir pada Mei 1998.

Dikutip dari Harian Kompas yang terbit pada 12 Mei 1998, pertemuan di Kairo Mesir ini juga membahas agar krisis moneter seperti di Asia tidak terulang dan tidak menjalar ke tempat lain. Selain itu, pertemuan juga untuk meningkatkan kerja sama di antara negara berkembang.

Ketika itu negara yang tergadung dalam K-15 adalah Aljazair, Argentina, Brasil, Cile, India, Indonesia, Jamaica, Malaysia, Meksiko, Mesir, Nigeria, Peru, Senegal, Venezuela dan Zimbabwe.

Melalui KTT, para pemimpin Asia, Afrika, dan Amerika Latin memaparkan problematika yang tipikal ada di negara berkembang. Soeharto ketika itu mewakili Asia menyampaikan apa dialami negara berkembang. Sementara itu, Presiden Aljazair Liamine Zeroual yang mewakili Afrika.

Dalam pidatonya, Soeharto menegaskan kembali kepada dunia, Indonesia akan terus melakukan upaya-upaya untuk menanggulangi krisis ekonomi dan krisis moneter melalui serangkaian reformasi di bidang ekonomi dan keuangan. Ini termasuk yang telah dan sedang dilakukan bersama-sama dengan Dana Moneter Internasional (IMF).

"Agar upaya tadi berhasil, maka diperlukan pengorbanan, kesabaran, dan disiplin yang tinggi," kata Presiden dalam pidato sekitar 15 menit pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Negara-negara Kelompok 15 (G-15) ke-8 di Cairo, Mesir.

Soeharto juga menyatakan bahwa dengan terjadinya krisis, keberhasilan Indonesia dalam menghapuskan kemiskinan menurun tajam.

Dari 1970 hingga 1996, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan menurun dari sekitar 60 persen menjadi hanya 11 persen.

Akibat dari krisis, tak kurang dari satu tahun Jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan meningkat kembali.

Jadwal berubah

Selain memberikan pemaparan terhadap kondisi perekonomian di Asia terutama Indonesia, Soeharto juga berkunjung ke beberapa tempat di Mesir.

Namun, beberapa kunjungannya mengalami perubahan. Rencananya, hotel tempat Soeharto menginap ke Istana Koubbeh usai KTT-G15 juga dibatalkan.

Selain itu, pertemuan dengan Presiden Mesir yang jadwalnya berada di Istana Al Ittihadiyah juga dibatalkan. Acara diganti dengan kunjungan Presiden Mubarak kepada Presiden Soeharto di Hotel Sheraton Heliopolis (tempat Soeharto menginap).

Sebelum meninggalkan Kairo, Soeharto menyempatkan diri mengunjungi dan meletakkan karangan bunga di Tugu Prajurit. Setelah itu dia kembali ke Indonesia dihadapkan pada aksi mahasiswa yang semakin meluas menuntutnya mundur.

Aksi mahasiswa memang semakin meluas. Kerusuhan juga menyebabkan stabilitas politik semakin tak jelas. Kondisi ini membuat Soeharto semakin terpojok.

Kunjungan ke Mesir kemudian menjadi aktivitas di luar negeri Soeharto sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Tak lama setelah pulang, tepatnya pada 21 Mei 1998, Soeharto pun memilih mundur.

Artikel mengenai detik-detik dan kronologi jatuhnya kekuasaan Soeharto dapat dibaca dalam: VIK: Kejatuhan (daripada) Soeharto.

https://nasional.kompas.com/read/2019/05/14/16390521/21-tahun-lalu-soeharto-persingkat-kunjungan-ke-mesir

Terkini Lainnya

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke