Hal itu disampaikan peneliti LSI Denny JA Rully Akbar di Kantor LSI, Jakarta Timur, Kamis (18/4/2019).
"Ada efek ekor jas dari pilpres sendiri. PDI-P, Gerindra, dan PKB adalah partai-partai yang terkait dengan pilpres. PDI-P dengan Jokowinya, Gerindra dengan Prabowo-Sandi, dan PKB dengan Ma'ruf Amin," ujar Rully.
Dari hasil quick count LSI dengan data masuk 100 persen, PDI-P di urutan pertama dengan meraih 19,80 persen, Gerindra 12,50 persen, dan PKB di urutan keempat dengan 9,56 persen. Adapun urutan ketiga ditempati Golkar dengan 12,21 persen.
Rully menjelaskan, faktor capres-cawapres menjadikan PDI-P, Gerindra, dan PKB bisa menstabilkan suara di basis-basis pendukungnya.
Selain itu, ia menilai, ada efek ikatan emosional yang membantu PDI-P dalam mendulang suara masyarakat.
Ikatan emosional dari pemilih itu terjadi karena PDI-P pernah menjadi pemenang pada Pemilu 1999 dan 2014.
Sementara, untuk Gerindra dan PKB, kedua partai ini murni mendulang suara berkat ketokohan capres-cawapres.
"Seperti kita ketahui, Prabowo adalah ketua umum dan Sandiaga politisi Gerindra. Sedangkan Ma'ruf juga ulama yang basisnya umat Nahdlatul Ulama (NU) dan secara langsung mencerminkan PKB," papar Rully.
Dengan demikian, menurut dia, basis massa ketiga partai itu kian menguat lantaran merepresentasikan capres-cawapresnya.
Adapun hitung cepat LSI menggunakan jumlah sampel 2.000 TPS dengan teknik penarikan sampel multistage random sampling. Sedangkan margin of error hasil hitung cepat ini sebesar kurang lebih 1 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2019/04/18/16565791/quick-count-lsi-denny-ja-pdi-p-gerindra-dan-pkb-dapat-efek-ekor-jas-dari