Hendri berpendapat bahwa saat ini sudah tidak ada lagi swing voters atau undecided voters. Ia yakin bahwa masyarakat yang ingin mencoblos sudah memiliki pilihan, tetapi merahasiakan pilihannya.
"Saya percaya enggak ada swing voters atau undecided voters lagi. Mungkin ada, tetapi paling (jumlahnya) kecil. Yang ada sekarang silent voters," ujar Hendri dalam sebuah diskusi di Jalan Wahid Hasyim, Sabtu (13/4/2019).
Keberadaan responden yang merahasiakan pilihannya itu, kata Hendri, tidak dapat diukur oleh lembaga-lembaga survei sehingga hasil akhir pemilu bisa jauh berbeda dari hasil survei.
Kondisi itulah yang mengakibatkan hasil survei pada pemilihan kepala daerah beberapa waktu lalu meleset dari hasil penghitungan akhir Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Ini yang harus diperhatikan peserta pemilu. Jangan terlena ada selisih dua digit. Kalau ternyata hasil akhirnya berbeda, jangan kaget, ini fenomena silent voters," kata dia.
Menyikapi hal ini, kata Hendri, publik harus benar-benar memercayai penyelenggara pemilu mulai dari KPU, Badan Pengawas Pemilu, hingga aparat keamanan.
Maksudnya, jika hasil akhir pemilu tidak sesuai dengan harapan dan berbeda dengan hasil survei, masyarakat harus menerima.
"Kalau hasil akhirnya Pak Jokowi yang unggul, ya diterima saja. Kalau Pak Prabowo yang sekarang di angka 30 persen melejit jadi 60 persen, ya diterima juga. Karena memang itulah kenyataan di pemilu saat ini," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2019/04/13/13315151/jangan-kaget-jika-hasil-survei-meleset-gara-gara-silent-voters