Salin Artikel

Pemilih Tunanetra Butuh Waktu 5 hingga 7 Menit Saat Pencoblosan

KOMPAS.com - Jelang pesta demokrasi yang berlangsung pada 17 April 2019, sejumlah pihak telah melakukan persiapan seperti simulasi pencoblosan yang dilakukan secara berkala oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Dalam simulasi ini, dijelaskan mengenai tata cara pencoblosan dan juga cara melipat surat suara dengan rapi.

Berdasarkan simulasi, KPU mengungkapkan bahwa waktu yang dibutuhkan oleh penyandang disabilitas saat pencoblosan tak jauh beda dengan pemilih biasa, yaitu 5 menit hingga 7 menit.

Salah satu tunanetra yang juga relawan dalam memperjuangkan hak suara penyandang disabilitas, Agatha Febriany (30) menyatakan, para difabel harus mendapatkan informasi terbaru mengenai kandidat yang akan dipilih, demi efisiensi waktu.

"Harus update info-info siapa yang nantinya akan dipilih, biar enggak kelamaan di dalam bilik TPS," ujar Agatha saat ditemui di rumahnya pada Rabu (3/4/2019).

"Apalagi cuma dibatasi satu TPS untuk 300 orang atau pemilih, soalnya penduduk di sini kebanyakan jadi dibikin dua TPS," ujar dia.

Pernyataan Agatha ini dibenarkan oleh Komisioner KPU Hasyim Asy'ari. Menurut dia, tiap TPS memang didesain setidaknya untuk 300 pemilih. Dengan demikian, setiap pemilih diperkirakan membutuhkan waktu 5 hingga 7 menit.

"Karena itu desain pemilih maksimal 300 pemilih tiap TPS. Undang-undang mengatur maksimal 500 pemilih tiap TPS," ujar Hasyim Asy'ari kepada Kompas.com, Rabu (3/4/2019).

"Dalam tiap TPS dibuat empat bilik suara sehingga dalam waktu bersamaan bisa empat pemilih nyoblos bersamaan," ujar Hasyim.

Menurut dia, jika pemilih difabel ternyata memerlukan waktu lebih dari 7 menit untuk melakukan pencoblosan, nantinya akan dibantu oleh pendamping atau petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Hasyim juga mengatakan bahwa simulasi KPU sudah terlaksana di Tangerang, Banten dan Bogor, Jawa Barat sebelum menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) pemungutan dan penghitungan suara di TPS.

Adapun simulasi tersebut dalam rangka mendesain pemilih per TPS. Simulasi terakhir setelah penerbitan PKPU, dilakukan di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Semua KPU provinsi dan KPU Kabupaten/Kota membuat simulasi serupa," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2019/04/03/20241651/pemilih-tunanetra-butuh-waktu-5-hingga-7-menit-saat-pencoblosan

Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke