Salin Artikel

Penderita Gangguan Jiwa Tak Didampingi Saat Mencoblos dalam Pemilu 2019

Hal ini disampaikan oleh Kepala Humas Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta, Totok Hardiyanto saat ditemui di kantornya, Rabu (20/3/2019).

"Pengawalan ke arah TPS-nya, begitu nyoblos ya sendiri. Dokter sudah bilang bisa kok, dan memilihnya bisa," kata Totok.

Para pasien ini dinilai bisa menentukan pilihannya tanpa bantuan orang lain di dalam bilik suara. Sebab, secara fisik mereka tidak memiliki kendala seperti tunanetra atau tunadaksa yang membutuhkan pendampingan orang lain atau fasilitas khusus.

Namun, pengawalan dan penjagaan tetap akan dilakukan oleh pihak rumah sakit untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, pihak rumah sakit juga telah menyiapkan trik tersendiri untuk melancarkan Pemilu 2019 pada 17 April nanti.

"Misal ini ada 16 bangsal, ya nanti bangsal apa dulu diantar bareng-bareng terus dimonitor. Kan kami juga memikirkan unpredictable-nya. Jangan-jangan nanti kalau lari, kalau apa. Jadi gantian, begitu selesai ganti bangsal lain," ujarnya.

Bagaimanapun, keselamatan dan keamanan pasien menjadi tanggung jawab rumah sakit kepada pihak keluarga pasien.

Meskipun sudah dinyatakan siap secara mental, namun tidak ada seorang pun yang bisa menjamin mereka tidak akan melakukan hal-hal tak terduga, misalnya lari. Untuk itulah pengawalan dan penjagaan tetap dilakukan.

Akan tetapi, Totok tidak menutup kemungkinan adanya pendampingan pasien sampai ke bilik suara jika memang benar dibutuhkan.

Jika benar ada, hal itu akan ia bicarakan terlebih dahulu dengan Komisi Pemilihan Umum, ketika kembali melakukan sosialisasi.

Berdasarkan dua kali hasil pemeriksaan pasien-pasien di RSJ Daerah Surakarta, terdapat sekitar 60-an hingga 80-an pasien yang memungkinkan untuk diberikan hak suara dan berpartisipasi dalam pemilu nanti.

https://nasional.kompas.com/read/2019/03/21/15471791/penderita-gangguan-jiwa-tak-didampingi-saat-mencoblos-dalam-pemilu-2019

Terkini Lainnya

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke