Dalam pesan yang dikirimkan kepada Kompas.com, Sutopo berkeinginan membagikan kisah hidupnya kepada penulis dan penerbit yang kemudian didokumentasikan dalam bentuk buku.
"Dalam perjalanan hidup saya kan, dari kecil lahir miskin, di-bully, sampai sekarang banyak dikenal orang apalagi dalam kondisi saya kena kanker begini, sangat sayang jika tidak terbukukan atau terdokumentasikan," ujar Sutopo saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (5/3/2019).
Ia juga memiliki keinginan untuk menuliskan kisah hidupnya sendiri, namun tidak ada waktu. Sebab, Sutopo disibukan dengan jadwal kontrol kesehatan dan wawancara media terkait pekerjaannya memberikan informasi terkait bencana.
"Tetapi saya mau menulis sendiri juga tidak mampu, tidak ada waktu, dengan kondisi sakit ini," ujar Sutopo.
Sutopo juga berkeinginan menceritakan kisah hidupnya agar bisa menginspirasi dan memberikan pelajaran hidup bagi penderita kanker lainnya.
Selain itu, Sutopo juga mengungkapkan bahwa tak hanya kisah hidupnya yang dilahirkan dari keluarga sederhana, namun bisa juga mencantumkan beberapa penghargaan yang pernah ia raih sejak ia divonis kanker paru-paru stadium 4B sejak Januari 2018.
Sutopo telah mendapat sejumlah penghargaan bergengsi sepanjang 2018. Penghargaan itu antara lain Communicator of the Year 2018, The First Responders 2018, Tokoh Komunikasi 2018, Tokoh Teladan Anti-Hoaks Indonesia, IAGI Awards, Outstanding Spokesperson, PNS Inspiratif Terfavorit 2018, dan lainnya.
"Sebelumnya ada yang menawarkan untuk menuliskan kisah hidup saya, tapi ada yang minta tetap saya harus biaya dan sharing. Ya saya enggak mau, saya enggak punya uang," ujar Sutopo.
"Oleh karena itu, kemarin saya tawarkan (penulis) siapa saja yang berminat, ternyata banyak yang berminat, bahkan saya list, dan saya pastikan saya pilih," kata dia.
Dalam menuliskan kisah hidup dan menerbitkannya, Sutopo tidak memberikan batas atau tenggat waktu yang dijanjikan.
Namun, ia sangat berharap agar secepat mungkin ada penulis yang cocok dan bisa menerbitkan buku biografi tentang dirinya.
"Jadi kalau bisa secepatnya, mumpung saya masih hidup, dalam kondisi saya masih lemah dan masih sakit, masih juga harus wawancara dan mengumpulkan bahan. Tidak ada batas waktu untuk menuliskan kisah hidup saya," ujar dia.
Kemudian, Sutopo mengungkapkan bahwa dia bersedia menceritakan kisah hidupnya tergantung kemauan dari penulis yang nantinya terpilih.
"Tergantung penulisnya maunya bagaimana, tentu dari penulis ada outline-nya jadi saya ngikutin aja. Mau kisah saya dari kecil sampai sekarang atau sejak saya sakit atau bagaimana," ujar Sutopo.
Kemudian, Sutopo juga mempersilakan kepada penulis jika ingin mewawancara orangtua atau asistennya.
Seperti kita ketahui, Sutopo divonis terkena kanker paru-paru stadium 4B pada Januari 2018.
Hingga saat ini, Sutopo sudah melakukan kemoterapi sebanyak 8 kali dari rencana 12 kali kemoterapi, 34 kali radiasi, TACI 2 kali, dan beberapa kali medical checkup.
https://nasional.kompas.com/read/2019/03/05/11315091/sutopo-bnpb-ingin-kisah-hidupnya-dijadikan-buku