Salin Artikel

Jelang Pemilu 2019, Ini Seruan Moral KWI bagi Umat Katolik

Ketua Komisi Kerasulan Awam KWI Mgr Vincentius Sensi Potokota menjelaskan, salah satu poin seruan ditujukan bagi umat Katolik, baik sebagai pemilih, penyelenggara dan pengawas, maupun sebagai kandidat.

"Sebagai pemilih, kita harus mempunyai informasi yang cukup terkait kandidat yang akan dipilih dan partai politiknya. Kedua, mengetahui hal-hal teknis seputar pemilu, meluangkan waktu ke TPS untuk memberikan suara, mencoblos kartu suara secara benar, dan turut serta mengawasi penghitungan suara," ujar Vincentius dalam siaran pers yang diterima, Jumat (1/3/2019).

Ketiga, umat Katolik diharapkan menolak politik uang dengan tidak menerima uang atau barang apa pun yang diberikan dengan maksud supaya mereka memilih kandidat tersebut.

Kempat, diharapkan memilih kandidat yang beriman dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Kelima, memilih kandidat yang berani menolak segala bentuk radikalisme dan intoleransi.

Keenam, memilih kandidat yang dapat memperjuangkan kepentingan umum dan tidak memolitisasi agama dan suku. Ketujuh, memilih berdasarkan suara hati dan bukan karena adanya tekanan dan pesanan tertentu.

Terakhir, peka dan peduli dengan sesama pemilih, khususnya yang mengalami disabilitas atau keterbatasan lain.

Vincentius melanjutkan, umat Katolik yang bertugas sebagai penyelenggara serta pengawas pemilu juga diserukan agar pertama, memahami dan melaksanakan secara konsisten Undang-Undang Pemilu serta aturan yang berlaku.

"Kedua, bekerja secara profesional. Ketiga, melayani masyarakat kandidat dan partai politik secara baik. Keempat, memberikan informasi yang cukup dan akurat kepada masyarakat terkait pemilu," papar Vinventius.

Terakhir, umat Katolik sebagai penyelenggara dan pengawas pemilu juga diserukan supaya menegakkan kode etik penyelenggara pemilu secara konsisten.

Adapun kepada kandidat yang beragama Katolik, KWI menyerukan pertama, agar berkampanye bersih tanpa mengumbar kebencian dan menyebarkan berita bohong. Kedua, mempunyai komitmen memperjuangkan kepentingan umum dan Gereja Katolik.

Ketiga, mempunyai wawasan ke-Indonesia-an yang memadai dan kemampuan untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa yang saat ini masih ada. Kempat, setia terhadap Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Terakhir, bersih dari cacat hukum dan moral," ujar Vincentius.

Mewujudkan kesejahteraan bersama

Vincentius melanjutkan, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan umat Katolik Tanah Air. Umat Katolik diharapkan ikut menciptakan suasana damai, baik sebelum, pada saat, maupun sesudah pemilu berlangsung, dengan tidak terprovokasi oleh berbagai jenis ajakan, ajaran, dan tawaran yang mengarah pada munculnya konflik, perpecahan, dan kekerasan di masyarakat.

"Umat harus bersikap aktif membangun komunikasi dan kerja sama dengan kelompok serta umat beragama lain karena pesta demokrasi ini menjadi tanggung jawab semua warga masyarakat," ujar Vincentius.

KWI meyakini bahwa politik itu pada dasarnya baik karena sarana untuk mewujudkan kesejahteraan bersama (bonum commune).

Politik dalam dirinya sendiri itu mengandung nilai-nilai luhur, misal pelayanan, pengabdian, pengorbanan, keadilan, kejujuran, ketulusan, solidaritas, kebebasan, dan tanggung jawab.

Oleh sebab itu, dunia politik harus diisi oleh orang-orang yang mempunyai kapasitas, loyalitas, integritas, dan dedikasi yang tinggi dalam mengemban jabatan serta menggunakan kekuasaan.

"Pemilu ini harus dilaksanakan dalam batas-batas moral sehingga kehidupan bersama yang lebih baik akan menjadi kenyataan," ujar Vincentius.

https://nasional.kompas.com/read/2019/03/01/17374151/jelang-pemilu-2019-ini-seruan-moral-kwi-bagi-umat-katolik

Terkini Lainnya

KSAL Sebut Pelatihan Prajurit Pengawak Kapal Selam Scorpene Akan Dimulai Usai Kontrak Efektif

KSAL Sebut Pelatihan Prajurit Pengawak Kapal Selam Scorpene Akan Dimulai Usai Kontrak Efektif

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Migrasi Radio Analog ke Digital Maksimal 2028

Draf RUU Penyiaran: Migrasi Radio Analog ke Digital Maksimal 2028

Nasional
Pemerintah dan DPR Diam-Diam Lanjutkan Revisi UU MK, Jokowi: Tanya DPR

Pemerintah dan DPR Diam-Diam Lanjutkan Revisi UU MK, Jokowi: Tanya DPR

Nasional
RUU Penyiaran Larang Siaran Berlangganan Memuat Materi LGBT

RUU Penyiaran Larang Siaran Berlangganan Memuat Materi LGBT

Nasional
Jokowi Sebut Susunan Pansel Capim KPK Diumumkan Juni

Jokowi Sebut Susunan Pansel Capim KPK Diumumkan Juni

Nasional
Jokowi Pastikan Stok Beras Aman Jelang Idul Adha

Jokowi Pastikan Stok Beras Aman Jelang Idul Adha

Nasional
Ketua KPK Tak Masalah Capim dari Polri dan Kejagung Asal Berintegritas

Ketua KPK Tak Masalah Capim dari Polri dan Kejagung Asal Berintegritas

Nasional
KPU Sebut Klaim Perindahan Suara PPP di Papua Pegunungan Tak Konsisten

KPU Sebut Klaim Perindahan Suara PPP di Papua Pegunungan Tak Konsisten

Nasional
Utak-atik Masa Jabatan Hakim Konstitusi lewat Revisi UU MK Dinilai Upaya Menawan Independensi MK

Utak-atik Masa Jabatan Hakim Konstitusi lewat Revisi UU MK Dinilai Upaya Menawan Independensi MK

Nasional
Buka Masa Persidangan V DPR RI, Puan Imbau Anggota Laksanakan Tugas Konstitusional dengan Optimal

Buka Masa Persidangan V DPR RI, Puan Imbau Anggota Laksanakan Tugas Konstitusional dengan Optimal

Nasional
Eko Patrio Mengaku Kaget Disiapkan PAN Jadi Menteri

Eko Patrio Mengaku Kaget Disiapkan PAN Jadi Menteri

Nasional
Bela Nurul Ghufron, Alex Marwata Yakin Tak Ada Pelanggaran Etik

Bela Nurul Ghufron, Alex Marwata Yakin Tak Ada Pelanggaran Etik

Nasional
Interupsi PKS di Rapat Paripurna: Makan Siang-Susu Gratis Harus Untungkan Petani, Bukan Penguasa

Interupsi PKS di Rapat Paripurna: Makan Siang-Susu Gratis Harus Untungkan Petani, Bukan Penguasa

Nasional
Jokowi Puji RS Konawe yang Dibangun Pakai Uang Pinjaman

Jokowi Puji RS Konawe yang Dibangun Pakai Uang Pinjaman

Nasional
Sikap Politik PKS di Dalam atau Luar Pemerintah Ditentukan Majelis Syuro Bulan Depan

Sikap Politik PKS di Dalam atau Luar Pemerintah Ditentukan Majelis Syuro Bulan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke