Basaria menyebutkan, 80 persen tingkat pengetahuan dasar seorang anak berasal dari apa yang diajarkan ibunya.
"Delapan puluh persen pendidikan anak itu berasal dari ibunya karena sebagian besar perempuan di Indonesia adalah ibu rumah tangga. Kami berpikir, andai semua perempuan di Indonesia menyatakan anti-korupsi, pencegahan korupsi otomatis meningkat," ujar Basaria dalam sosialisasi program pencegahan korupsi, "Training of Trainer Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK)", di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Ia menjelaskan, seorang ibu memiliki peran dalam mengajarkan kejujuran di keluarga. Hal tersebut merupakan cara yang paling unggul untuk pendidikan anti-korupsi.
"Mereka mampu memberikan edukasi mengenai kejujuran dalam bertindak, berpikir, dan integritas," kata dia.
Oleh karena itu, Basaria berharap, 170 peserta dari 72 perguruan tinggi keagamaan yang mengikuti program SPAK Kementerian Agama membantu aparat penegak hukum dalam memberantas korupsi.
Senada dengan Basaria, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan, peran perempuan dalam keluarga dan pendidikan sangat penting dalam pencegahan korupsi.
"Kita dituntut untuk mencegah dan basisnya adalah keluarga. Kami juga mengembangkan di perguruan tinggi keagamaan negeri di seluruh Indonesia karena perempuan berperan penting mengedukasi pencegahan korupsi di institusi pendidikan," kata Lukman.
Dia yakin melalui program SPAK ini, lingkungan Kementerian Agama yang mencakup perguruan tinggi keagamaan mampu solid dalam menanamkan budaya anti rasuah.
"Inilah program unggulan Kementerian Agama, membangun budaya anti korupsi dari unit terkecil, yaitu keluarga dan kini dikembangkan melalui perguruan tinggi," ujar Lukman.
https://nasional.kompas.com/read/2019/02/08/11090131/wakil-ketua-kpk-perempuan-berperan-besar-cegah-korupsi