Menurut Wakil Direktur Bidang Saksi TKN, Lukman Edy, sebelum delapan panelis ditetapkan, pihaknya telah meminta KPU merekrut akademisi dan ahli dari Indonesia Timur. Tetapi, permintaan itu tak diakomodir KPU.
"Kami sudah usulkan mengundang panelis dari Universitas Cendrawasih (Papua), Hasanudin (Makassar), atau Sam Ratulangi," kata Lukman usai rapat persiapan debat kedua pilpres di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2019).
Lukman mengatakan, panelis dari Indonesia Timur sejatinya penting untuk debat kedua. Sebab, hal ini relevan dengan tema debat yaitu energi, infrastruktur, pangan, lingkungan hidup dan SDA.
"Jadi wajar kita usul panelis adalah dari perguruan tinggi, ahli dari (Indonesia) Timur. Tapi ini blm diakomodir," katanya.
Selain soal panelis, TKN juga kecewa lantaran KPU masih membatasi durasi waktu kandidat menjawab pertanyaan dalam debat, yaitu 1 dan 2 menit.
Menurut Lukman, waktu 1 dan 2 menit tak cukup bagi kandidat untuk menyampaikan penjelasan.
"Kami menilai masih terlalu pendek waktunya, tidak memberi kesempatan kepada paslon untuk eksplor jawabannya, sehingga memberikan edukasi lebih kepada masyarakat," tutur dia.
Terlepas dari hal itu, TKN tetap memberikan dukungan ke KPU supaya debat kedua berjalan dengan baik.
Tak seperti debat pertama yang melibatkan tim kampanye dalam perumusan nama panelis, KPU memutuskan untuk tidak lagi melibatkan kedua tim kampanye dalam menentukan panelis debat pilpres. Nama-nama panelis seluruhnya diputuskan oleh KPU.
Debat kedua pilpres akan digelar Minggu (17/2/2019). Peserta debat adalah calon presiden. Tema yang diangkat energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.
Debat akan diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta. Empat stasiun televisi akan menyiarkan debat, yaitu RCTI, JTV, MNC TV, dan INews TV.
https://nasional.kompas.com/read/2019/02/06/18263071/kubu-jokowi-kecewa-kpu-tak-tunjuk-panelis-dari-indonesia-timur