Menurut dia, kelompok tersebut sudah dideteksi lebih dulu olehnya.
"Itu sebetulnya hanya semacam kontaminasi medsos di anggota yang sudah terdeteksi dari awal. Enggak lama sih itu," ujar Muhaimin di kompleks parlemen, Jumat (25/1/2019).
Muhaimin mengatakan, basis yang mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga sudah terpetakan daerahnya.
Kebanyakan mereka ada di Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan wilayah Sumatera.
Namun, dia menjamin hal itu tidak akan lama.
Dia mengatakan pada hari pencoblosan nanti semua basis pendukung PKB akan mendukung Jokowi-Ma'ruf.
"Mungkin itu di masjid-masjid yang pro Prabowo itu. Segera saya sapu dalam waktu cepat. Insya Allah enggak lama itu," kata dia.
Meski demikian, Muhaimin tidak percaya presentasenya sebesar yang disampaikan survei Indikator. Menurut dia jumlah pendukung yang terpecah tidak sampai 20 persen.
"Ada memang yang terkontaminasi medsos tetapi enggak banyak. Enggak sampai 20 persen. Itu Burhan (Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi) hanya ingin memotivasi PKB saja," ujar dia.
Sebelumnya, data Indikator menunjukkan sebanyak 27 persen pemilih PKB memilih pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Survei Indikator dilakukan pada 16-26 Desember 2018, dengan melibatkan 1.220 responden yang dipilih secara random (multistage random sampling).
Metode survei yang digunakan yaitu dengan wawancara lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Dalam survei ini, margin of error rata-rata sebesar plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).
https://nasional.kompas.com/read/2019/01/25/17363941/27-persen-basisnya-disebut-dukung-prabowo-cak-imin-bilang-kena-kontaminasi