Salin Artikel

Ada 25 Persen "Swing Voters" yang Bisa Direbut Suaranya Lewat Debat Pilpres

Data itu didapat dari hasil survei Indikator yang dirilis di Kantor Indikator Politik Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/1/2019).

Ia mengatakan, bagi kedua kubu yang telah memiliki pendukung fanatik, debat memang kurang terasa manfaatnya. Sebab, para pendukung fanatik cenderung tak akan mengganti pilihannya meskipun telah menyaksikan debat.

Namun, hal itu berbeda bagi swing voters yang masih belum yakin dengan pilihannya dan akan menjadikan penampilan kedua pasangan calon dalam debat sebagai pertimbangan untuk memilih.

"Terutama bagi orang-orang yang pemilih baru, pemilih milenial, pemilih yang ragu-ragu. Tapi bagi pemilih yang sudah loyal itu debat sebenarnya debat enggak punya arti apa-apa. Hanya sebagai tontonan saja. Penambahan informasi lah ya," ujar Arya saat ditemu di Kantor CSIS, Tanah Abang, Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Ia mengatakan masing-masing kubu bisa mendongkrak elektabilitas asalkan tidak menyampaikan jawaban yang normatif di saat debat.

Sebab, Arya mengatakan, pemilih tentu ingin mengetahui sejauh mana penguasaan kedua pasangan calon terhadap permasalahan publik.

"Saya percaya bahwa kalau kandidat mampu tampil dengan performa yang baik begitu ya. Gesture, body language, komunikasinya, dan yang kedua soal materinya. Substansinya, gagasannya, programnya," ujar Arya.

"Kalau kandidat bisa unggul di dua itu saya percaya debat akan mampu mempengaruhi orang," lanjut dia.

Diberitakan sebelumnya debat Pilpres terdiri dari lima rangkaian. Debat pertama yang bertemakan pemberantasan korupsi dan terorisme serta penegakan hukum dan HAM akan berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019) mendatang.

https://nasional.kompas.com/read/2019/01/15/18350441/ada-25-persen-swing-voters-yang-bisa-direbut-suaranya-lewat-debat-pilpres

Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke