Salin Artikel

Curhat Mendagri soal Kepala Daerah Korupsi hingga Pengangkatan Pj Gubernur Jabar

Salah satunya terkait maraknya kepala daerah yang tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Tjahjo mengatakan, kondisi tersebut membuat dirinya banyak disalahkan, terutama di media sosial. 

"Berkaitan dengan 105 kepala daerah yang korupsi, yang disalahkan saya. Hampir semua media sosial menyalahkan saya yang enggak tegas, yang enggak bisa mengawal. Masak mau diawasi 24 jam, ini memang rekor," kata Tjaho saat memaparkan laporan akhir tahun 2018 di Gedung Kemendagri, Jakarta, Rabu (26/12/2018).

Diketahui sejak berdirinya KPK pada tahun 2002 hingga penghujung 2018, KPK telah menjerat 105 kepala daerah. Tak pelak, hal itu membuat Tjahjo juga sedih.

"Saya sedih, anggota DPRD Malang (hampir) habis semua. Saya juga minta ke KPK, lebih baik sapu bersih saja semua anggota DPRD yang korupsi, jangan dicicil, langsung sekaligus biar lebih enak," tutur Tjahjo.

Selain soal korupsi, Tjahjo juga geram dengan adanya dua media, daring dan cetak, yang menyebutkan dirinya akan menghapus syariat Islam di Aceh.

"Saya dihajar habis, enggak tahu sumber fitnah dari mana yang menyebutkan mendagri akan menghapus syariat Islam di Aceh. Itu kan sudah gila," paparnya.

Tak hanya itu, nama mendagri juga sempat ramai di medsos karena penunjukkan Komjen M Iriawan sebagai Penjabat Gubernur Jawa Barat. Pasalnya, banyak yang mempertanyakan dasar Kemendagri dalam menunjuk sosok Iriawan.

"Pengangkatan Iriawan bisa menjadi pejabat Gubernur Jawa Barat itu sempat ramai di media sosial. Padahal, kami tidak melanggar Undang-Undang," kata Tjahjo.

Kendati adanya permasalahan yang menyangkut kinerja kementerianya, Tjahjo meminta kepada masyarakat untuk tidak membandingkan dirinya dengan Mendagri sebelumnya.

"Jangan bandingkan saya dengan menteri-menteri yang dulu, seperti jenderal Mardiyanto, Yogie Suardi Memet, dan lainnya. Mereka itu memang super power saat itu," pungkasnya.

https://nasional.kompas.com/read/2018/12/26/19424851/curhat-mendagri-soal-kepala-daerah-korupsi-hingga-pengangkatan-pj-gubernur

Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke