Salin Artikel

Hoaks Bencana Masih Banyak Tersebar Sepanjang 2018, Ini 6 di Antaranya

Adapun pemberitaan bohong atau hoaks ini sering kali beredar di media sosial, seperti Instagram, Twitter, dan aplikasi pesan WhatsApp.

Berikut pemberitaan hoaks bencana yang dirangkum Kompas.com sepanjang 2018

1. Hoaks gempa Banten (23/1/2018)

Pada awal 2018, publik dibuat khawatir dengan pemberitaan mengenai adanya gempa susulan bermagnitudo 7,5 yang mengguncang Provinsi Banten dan sekitarnya pada 23 Januari 2018 pukul 22.30-23.59 WIB.

Diberitakan juga bahwa gempa susulan ini berpotensi menghasilkan gelombang tinggi di beberapa perairan di wilayah Indonesia.

Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menegaskan bahwa informasi yang beredar di media sosial itu merupakan hoaks.

"Berita tersebut tidak benar karena BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi tersebut," ujar Daryono pada (23/1/2018).

Menurut Daryono, informasi itu sengaja disebarluaskan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menebarkan rasa takut kepada masyarakat.

2. Hoaks Gunung Merapi (22/5/2018)

Selain gempa bumi, hoaks bencana lainnya yang muncul yakni video letusan Gunung Merapi. Video berdurasi sekitar 30 detik ini menampilkan guguran lava dan kepulan asap hitam panas yang mengudara.

Awalnya, video ini beredar di media sosial Twitter yang diunggah oleh akun bernama Kakaknya Nisak, @Noknazz yang menanyakan kejelasan mengenai kebenaran isi video.

Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melalui akun resminya @BPPTKG mengonfirmasi bahwa video tersebut hoaks.

"Banyak beredar video ini yang diberi keterangan letusan #merapi padahal ini rekaman letusan Sinabung tahun 2014, sumber photovolcania," tulis akun BPPTKD.

3. Hoaks gempa susulan di Lombok (30/7/2018)

Pasca-gempa Lombok yang terjadi pada 29 Juli 2018, beredar sebuah pesan yang menginformasikan adanya gempa susulan yang terjadi pada pukul 22.00-23.00 Wita.

Pesan ini beredar di media sosial Twitter, Siti Zuhro Makeup, @Zuhro_Siti yang menanyakan kebenaran gempa susulan tersebut.

Tak hanya Siti, pengguna lain juga menanyakan kebenaran mengenai kebenaran pesan itu.

BMKG mengonfirmasi pesan itu melalui akun resmi Twitter, @infoBMKG yang menegaskan bahwa pesan itu adalah tidak benar.

"Gempa susulan bisa saja terjadi setelah gempa utama. Namun dengan memastikan waktu, tempat, dan besaran gempa yang AKAN TERJADI itu yang TIDAK BENAR alias HOAX. Saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi secara tepat kapan dan di mana gempa akan terjadi," tulis pihak BMKG dalam twitnya.

Sementara, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap informasi hoaks yang mengatasnamakan lembaga tersebut.

"Hingga pukul 22.00 WIB telah terjadi 213 kali #gempa susulan. Selalu ikuti informasi perkembangan gempa melalui akun @infoBMKG dan jangan mudah percaya dengan berita #Hoax yang mengatasnamakan #BMKG #Lombok #PrayForLombok," tulis BMKG.

4. Hoaks gempa besar di Lombok (12/8/2018)

Sekitar pertengahan Agustus, Lombok kembali diberitakan akan adanya gempa bermagnitudo 7,5 yang akan terjadi pada 22.30-23.59 Wita.

Informasi ini beredar di media sosial dan menimbulkan keresahan bagi masyarakat Lombok.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan bahwa informasi itu adalah palsu.

"Jika masyarakat menerima informasi hal itu dalam bentuk apa pun akan terjadi gempa dengan menyebutkan waktu, magnitude, lokasi. Itu tidak benar. Abaikan, dan jangan ikut-ikutan menyebarkan," ujar Sutopo dalam pernyataan tertulis kepada Kompas.com pada (12/8/2018).

5. Hoaks Gunung Soputan (3/10/2018)

Hoaks mengenai letusan gunung berapi kembali hadir di media sosial. Kali ini, beredar sebuah foto dan dua video di aplikasi pesan WhatsApp.

Foto dan dua video ini menampilkan kedahsyatan dugaan letusan Gunung Soputan, Sulawesi Utara yang meletus pada 3 Oktober 2018.

Dalam foto, digambarkan tingginya abu vulkanik yang diduga merupakan dampak dari letusan Gunung Soputan.

Selain itu, dua video menampilkan situasi meletusnya Gunung Soputan dengan perbedaan kondisi.

Video pertama menampilkan meluasnya lava yang diduga berasal dari letusan Gunung Soputan. Sementara, video kedua menampilkan situasi di jalan raya ketika kendaraan-kendaraan berusaha menjauhi abu vulkanik.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan bahwa video dan foto tersebut merupakan hoaks.

"Video ini Hoaks. Ini bukan lava Gunung Soputan. Gunung Soputan meletus pada 3 Agustus 2018 pukul 08.47 Wita. Tapi tidak mengeluarkan lava dari kawah. Abaikan dan delete jika menerima video ini di medsos," ujar Sutopo.

Sutopo menjelaskan bahwa video tersebut juga pernah disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sebagai letusan Gunung Sinabung pada 2014.

6. Hoaks gempa magnitudo 8,2 di Jateng (18/10/2018)

Kali ini, kabar mengenai gempa bermagnitudo 8,2 akan melanda sejumlah kota di Provinsi Jawa Tengah pada 18 Oktober 2018.

Adapun pesan ini dibuat dengan mengatasnamakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah.

Dalam pesan itu, disebutkan adanya prediksi gempa bermagnitudo 8,2 yang akan mengguncang kota Tegal, Brebes, Kebumen, dan Purworejo.

Kemudian, dikabarkan juga bahwa akan muncul tsunami yang berdampak pada kerusakan yang luar bisa di daerah Cilacap, Kebumen, dan Purworejo.

Kepala Bagian Humas BMKG, Hary Tirto Djatmiko mengatakan bahwa informasi itu tidak benar alias hoaks.

"Pesan yang beredar sudah dapat dipastikan hoaks. Sejauh ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi secara tepat dan akurat," ujar Hary.

Pihak BMKG juga memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap pemberitaan hoaks yang beredar di media sosial maupun aplikasi pesan WhatsApp.

https://nasional.kompas.com/read/2018/12/21/09582851/hoaks-bencana-masih-banyak-tersebar-sepanjang-2018-ini-6-di-antaranya

Terkini Lainnya

Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Nasional
Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral saya Marahi

Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral saya Marahi

Nasional
MPR Akan Temui Prabowo-Gibran Bicara Masalah Kebangsaan

MPR Akan Temui Prabowo-Gibran Bicara Masalah Kebangsaan

Nasional
Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Nasional
Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Nasional
Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Nasional
Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Nasional
Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Nasional
Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke