Ia membantah TKN Jokowi-Ma'ruf berada di balik kasus tersebut. Ia juga membantah TKN Jokowi-Ma'ruf akan menggunakan e-KTP tersebut untuk bermain curang di Pilpres 2019.
"Makanya statement saya jelas, bahwa e-KTP harus diusut tuntas. Kenapa? Karena nanti kalau Jokowi menang Presiden, kami menang, disangka curang lagi, kami harus solid menjaga itu," kata Erick saat ditemui di Hotel Acacia, Senen, Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Ia merasa saat ini kubu Jokowi-Ma'ruf merasa disudutkan dengan kasus tercecernya e-KTP di sejumlah daerah.
"Sekarang isu e-KTP kami dipojokin. Lho kan yang namanya isu e-KTP kami sudah jelaskan. Biarkan pihak kepolisian yang urus. Enggak ada hubungannnya dengan TKN. Kenapa kok selalu dijuruskan ini selalu TKN?" lanjut Erick.
Pada Sabtu (8/12/2018), warga menemukan ribuan e-KTP yang berceceran di area persawahan, Jalan Karya Bakti III, Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Setelah dicek, ribuan e-KTP tersebut milik warga Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit. E-KTP itu sudah tidak berlaku.
Kemudian, tiga karung berisikan e-KTP ditemukan di areal perkebunan di Kabupaten Pariaman, Sumatera Barat, pada Selasa (11/12/2018).
Pada Mei 2018 lalu, ribuan e-KTP juga tercecer di jalanan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penjelasan Kemendagri, seluruh e-KTP itu rusak.
Saat itu, ribuan e-KTP invalid tersebut terjatuh dari mobil ketika dibawa dari gudang penyimpanan sementara di Pasar Minggu ke Gudang Kemendagri di Semplak, Bogor.
Selain itu, Kementerian Dalam Negeri juga menemukan 31 juta penduduk yang belum masuk daftar pemilih tetap (DPT).
Padahal, jumlah penduduk tersebut sudah melakukan perekaman e-KTP.
https://nasional.kompas.com/read/2018/12/13/18392121/tak-ingin-dituduh-curang-erick-thohir-minta-kasus-e-ktp-diusut-tuntas