Salin Artikel

Cerita Wapres Kalla soal Pengawasan Dana Desa

Hal itu ia sampaikan saat memberi sambutan pada Rapat Koordinasi Nasional dan Evaluasi Program Pemberdayaan dan Pembangunan Masyarakat Desa Tahun Anggaran 2018 di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (14/11/2018).

Kalla menceritakan pengalamannya saat menginspeksi hasil penggunaan dana desa berupa pembangunan jalan di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Saat itu, kata Kalla, jalan yang ia tinjau telah dibangun sepanjang 600 meter dengan biaya hampir mencapai Rp 400 juta, namun ternyata kualitasnya buruk.

"Kemudian saya ambil bambu, saya korek sedikit saja sudah muncul batu-batunya. Aspalnya tipis sekali ternyata, batunya yang banyak. Jadi kalau dilalui mobil bisa langsung habis itu jalan," ujar Kalla.

Lalu Kalla menceritakan pengalamannya yang lain saat meninjau pembangunan saluran air yang menggunakan dana desa.

Ternyata, lanjut Kalla, saluran air yang dibangun tidak sampai ke desa sebelahnya yang berada dalam satu kecamatan.

Akhirnya, air bersih tak tersalurkan ke semua desa di kabupaten tersebut.

Karena itu, kata Kalla, penting bagi pemerintah daerah dan pusat berkolaborasi membangun sistem pengawasan dana desa agar penggunaannya terintegrasi dan tidak sia-sia.

"Artinya adalah perlu pengawasan yang baik dan pendampingan yang baik daripada sistem ini yang dilaksanakan oleh Kementerian Desa. Tetapi sistem organisasinya tetap menjalankan apa yang di dalam struktur pemerintahan desa yang diatur di dalam Kemendagri," ujar Kalla.

"Jadi ada dua hal yang intinya memang selalu harus kita sinkronkan. Bagaimana pengaturan program yang dilakukan oleh Kementerian Desa, tapi melewati sistem pemerintahan yang ada. Kita tidak ingin pusat langsung ke desa, karena itu merusak sistem otonomi," lanjut dia.

https://nasional.kompas.com/read/2018/11/14/17360511/cerita-wapres-kalla-soal-pengawasan-dana-desa

Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke