Salin Artikel

Cerita JK soal Mobil Tua Polisi pada Awal 2000-an

Saat itu, Kalla melihat mobil-mobil dinas kepolisian sudah sangat tua, sehingga dibutuhkan  peremajaan agar tugas-tugas polisi bisa berjalan lebih baik.

"Saya ingat pada 2002 saya pernah jadi Menko Kesra, saya bicara dengan polisi. Gimana ini keamanan kok pencurian banyak," ujarnya saat membuka acara seminar di PTIK, Jakarta, Senin (15/10/2018).

"Iya, Pak. mobil polisi kijang tua, bagaimana bisa mengejar penjahat kalau mobil penjahat lebih baik dari polisi?" lanjut Kalla menirukan kata-kata polisi tersebut.

Akhirnya, saat itu, Kalla mengundang semua agen penjualan mobil mulai dari Toyota hingga Mistubishi. Kalla mengajak mereka untuk bicara bisnis di tengah kondisi saat itu.

Kalla bertanya kepada semua agen penjualan mobil itu, apakah mereka mau angka penjualannya naik atau tidak. Jawabannya, tentu saja "Mau".

Kalla mengatakan, pemerintah akan membeli mobil dari para agen, tetapi ia meminta harganya didiskon setengah harga. Setelah bicara, akhirnya para agen setuju.

"Kalau mau naik penjualan, saya mau beli mobil 5.000 (unit) tapI harga setengah. Kenapa? Karena sangat dibutuhkan polisi," ujar Kalla.

"Dengan adanya mobil polisi yang lebih bagus, tidak mogok, bisa mengejar perampok, negara aman, Anda bisa jualan mobil dengan baik," sambung Kalla disambut tepuk tangan peserta seminar.

Jadi, kata Kalla, peremajaan mobil dinas di kepolisian pada awal 2000-an merupakan mobil yang dibeli dengan setengah harga.

Namun, Wapres menekankan, cerita mobil tua polisi itu bukan inti dari ceritanya. Hal terpenting, kepolisian harus menjaga situasi dan kondisi tetap aman.

Dengan kondisi keamanan yang baik, maka kondisi ekonomi juga akan berjalan baik. Tak ada kekhawatiran pengusaha untuk berbisnis.

.

.

.

https://nasional.kompas.com/read/2018/10/15/15343681/cerita-jk-soal-mobil-tua-polisi-pada-awal-2000-an

Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke