Salin Artikel

Pengungsi di Palu dan Donggala Mudah Emosi, Ini Penjelasan Psikolog

KOMPAS.com - Pasca-bencana gempa dan tsunami yang menghantam sejumlah daerah di Sulawesi Tengah, berbagai infrastruktur hancur. Hal itu menyebabkan Palu, Donggala, dan beberapa kota lain terisolasi di tengah keadaan krisis.

Kelangkaan bahan pangan, air bersih, listrik, dan beragam barang logistik lainnya harus dihadapi oleh korban selamat yang berada di barak pengungsian.

Di tengah kondisi sulit itu, akses bantuan sangat terbatas karena terkendala berbagai hal.

Hingga terdengat kabar, banyaknya pengungsi yang marah-marah dan mudah tersulut emosi.

Salah satunya disampaikan oleh istri Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Syamsuddin Said (Pasha), Adelia Pasha, melalui akun Instagram miliknya, Selasa (2/10/2018).

Memenuhi kebutuhan dasar

Menurut Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Koentjoro Soeprapto, sikap pengungsi yang mudah emosi terjadi akibat rasa panik. Kepantikan itu antara menderita, lapar, serta dilanda ketidakpastian.

"Banyak penelitian psikologi sosial menyebutkan bahwa ketika tikus-tikus dilaparkan maka saling membunuh," kata Koentjoro, saat dihubungi Kompas.com, kemarin.

"Paling mengerikan kalau basic need tidak terpenuhi, mereka diombang-ambingkan situasi ketidakpastian," ucapnya.

Koentjoro menjelaskan, sifat ini adalah "human animal" yang akan segera pulih saat semua kebutuhan dasar telah terpenuhi.

Bukan hanya orang dewasa yang mengalami kondisi ini. Kepanikan yang dirasakan orangtua, menurut Koentjoro, juga dapat menular pada anak-anaknya.

"Kepanikan orangtua berimbas pada anak-anaknya. Panik, mudah tersinggung, mudah marah," ujarnya.

"Mereka harus dipenuhi kebutuhan dasarnya, dibuat merasa aman," ucap Koentjoro.

Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah pemerataan distribusi bantuan kepada seluruh masyarakat terdampak bencana.

"Politisi, birokrat dan kaum menengah ke atas, karena mereka memiliki jaringan sosial yang luas, cenderung menerima bantuan lebih banyak dan menumpuk," ujar Koentjoro.

Penjarahan

Ketika disinggung masalah penjarahan alat-alat elektronik dan kendaraan bermotor yang dilakukan sejumlah oknum masyarakat di Palu dan Donggala, Koentjoro menyebut hal itu sebagai tindak kriminal.

Karena itu, dia menyerahkan kepada polisi dan aparat penegak hukum untuk bertindak tegas. Dengan demikian, perilaku kriminal itu tidak merugikan pengungsi lain.

"Kalau penjarahan di luar sembilan kebutuhan pokok, itu kriminal dan wajib ditindak. Hukum harus tegas," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2018/10/03/15114571/pengungsi-di-palu-dan-donggala-mudah-emosi-ini-penjelasan-psikolog

Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke